“Malam Tahun Baru Kurin”

11:43


  “Dinginnyaaa...fyuhh...” Kurin berkata pada dirinya sendiri. “Hei, lihat betapa kasihannya anak laki-laki itu..” tunjuk seorang anak lain yang berjalan pulang dari toko roti. Kurin yang masih berumur 13 tahun itupun hanya bisa diam saja menatap orang-orang melihatnya dengan muka iba, namun tak seorangpun yang mau menolongnya. Kurin duduk jongkok sambil memeluk kedua lututnya di pojok jalanan, walaupun hujan masih deras ia tidak memiiki tempat untuk berteduh. Kurin sebenarnya memiliki seorang ibu tiri. Karena orangtuanya telah tiada sejak 2 tahun yang lalu. Namun, Kurin tidak menyangka bahwa ibu tirinya sungguh kejam terhadapnya. Padahal dulu, sebelum menikah dengan ayahnya, Ibu tirinya sangat baik padanya. Ternyata itu semua hanyalah akal busuk Ibu tirinya agar bisa menguasai harta mereka. Dan kini ayah Kurin juga telah tiada. Sehingga Kurin tinggal bersama Ibu tirinya itu. Setiap hari dilalui Kurin bagai berada dalam sarang Singa. Ibu tirinya, Madam Boscha sungguh kejam, dan tidak peduli kepada Kurin yang malang.
      Dibawah guyuran hujan yang semakin deras, akhirnya Kurin sudah sangat kedinginan dan tidak sanggup lagi.. dan Kurin pun tersungkur di pojok jalanan kota Bridgestone itu. Badannya sudah mulai membiru dan sangat kurus. Sebenarnya Kurin sangat takut untuk kembali ke rumahnya, karena akan disiksa oleh Ibu tirinya lagi. Jadi ia memutuskan untuk kabur sementara. Kurin juga tidak disekolahkan lagi karena Ibu tirinya sangat pelit dan iapun menelantarkan Kurin. Padahal Kurin sebenarnya adalah anak yang cerdas dan suka sekali menggambar. Dan sekarang ia  tidak punya tujuan entah pergi kemana. Hanya mengikuti kemana arah angin berlalu.. “Tik .. tik .. tik ..” akhirnya hujan yang lebat itupun berubah menjadi hujan gerimis, dan Kurin masih terbujur di jalanan itu.
    Tiba-tiba seorang nenek membangunkan Kurin.. “ Nak, bangun.. heyy nak..!” Nenek itu mengguncangkan badan Kurin yang tidak bergerak. Akhirnya, mata Kurin pun mulai terbuka. Dengan samar-samar ia melihat sesosok nenek tua berpakaian mantel berwarna maroon serta payung hitam yang besar. Kurin langsung bangun dan mengucek-ngucek matanya. “ Anda siapa?” tanya Kurin bingung.  “ Tenang Nak, aku hanya ingin menolongmu saja. Kamu ngapain tidur disini Nak? Dimana orangtuamu?” tanya Nenek itu khawatir. Kurin pun hanya bisa terdiam. “ aku tidak mau pulang Nek..huhuhuhu” Kurin tiba-tiba menangis tersedu-sedu.  “Baiklahh.. Nenek mengerti perasaanmu Nak.. Ayo ikut ke rumah ennek dulu, kamu harus ganti pakaian biar tidak sakit” ajak Nenek yang baik hati itu.  “ta.. tapi Nek, aku tidak mau ngerepotin nenek. Biarin aja aku disini Nek” kata Kurin yang sebenarnya masih takut dengan si Nenek.
         “Tenang Nak, aku tidak akan jahat sama kamu, nenek cuma ingin nolongin kamu..” kata si Nenek. “baiklah kalau begitu Nek, oia aku belum tahu nama nenek siapa?” tanya Kurin pada Nenek itu. “hahah.. iya juga ya Nak, nama Nenek, Molly. Nama kamu siapa Nak?” tanyanya balik. “ perkenalkan namaku Kurin, Nek” kata Kurin sambil tersenyum pada si Nenek.
      Akhirnya mereka berdua berjalan menuju rumah si Nenek. Ternyata rumahnya tidak begitu jauh dari tempat ia terbaring tadi. Ketika sampai di depan gerbang rumah si Nenek, Kurin takjub melihat betapa banyaknya anjing si Nenek. Mirip seperti anjing serigala, tapi banyakan anaknya. Kira-kira sekitar 10 ekor banyaknya.  “ Waah.. banyak sekali anjing Nenek, tapi aku agak takut dengan anjing yang agak besar Nek. Takut dikejar..!” kata Kurin pada Nenek Molly. “ tenang saja Kurin, Induknya jinak kok.. tapi anaknya masih baru lahir jadi masih imut-imut. Dia gak akan ngejar kok” ujar si nenek sambil tersenyum. “hmm.. Iya Nek..” Kurin pun berjalan bersama Nenek Molly melewati anjing-anjingnya yang berada di taman. Dan kurin pun disuruh mandi dulu, dan mengganti pakaian. Tapi, pakaiannya kebesaran karena itu adalah baju anak Nenek ketika masih kecil. Tapi Kurin sangat senang ada orang yang mau membantunya. Dulu ia berpikir bahwa tidak ada satupun orang yang peduli padanya. Setelah mandi, makan, kemudian Nenek membiarkan dia bermain di taman bersama anjing-anjingnya. Soalnya Nenek tinggal sendirian, anak-anaknya sudah menikah dan tinggal diluar kota. 
       Ditaman, Kurin sangat senang sebab ada mainan ayunan, kolam renang, taman bunga, serta banyak anak anjing yang lucu-lucu. Wahh.. imutnya anak anjing ini, aku jadi pengen pelihara satu biar ada kawan.. ujar Kurin dalam hatinya. Ternyata, Nenek memperhatikan Kurin dari dalam rumah sedang menatapi anak anjingnya, dan Nenek merasa iba.. Ia pun jadi ingin memberikan satu anak anjingnya untuk Kurin. Nenekpun keluar rumah menjumpai Kurin di Taman. “Kuriinn... sedang apa kamu Nak?” tanya Nenek. “Nenekk... aku sedang bermain sama anak anjing Nenek yang lucu ini..” kata Kurin sambil menggendong seekor anak anjing yang berwarna putih hitam.. “ Wahh.. senang yaa main sama mereka. Nak, kamu boleh kok membawa 1 anak anjingku..” ujar si Nenek. Kurin yang mendengar hal itu langsung kegirangan. “ sung..sungguh Nek?!” tanyanya sekali lagi. “ Iya dong, kamu senang kan Nak..” Nenek itu sangat senang bisa memberikan anak anjingnya pada Kurin. Sebab ia tidak ingin Kurin sendirian saja kemana-mana.
     Setelah 2 hari Kurin tinggal di rumah Nenek, ia pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Sebab ia tidak mau menyusahkan Nenek Molly. Padahal Nenek Molly tidak keberatan dengan Kurin tinggal di rumahnya. “Terimakasih yaa Nek udah bantuin Kurin.. nanti Kurin main kesini lagi ya Nek..” kata Kurin sambil memeluk Nenek yang hampir sedih karena ia mau pergi. “ Baiklah Nak, jangan lupa main kemari lagi ya Nak.. jangan lupa bawa anak anjing ini.. oia apa kau sudah memberinya nama?” tanya si Nenek. “ Aha.. aku hampir lupa Nek.. namanya.. siapa yaa.. haa..namanya Dolly aja deh.. biar aku ingat ini dari Nenek Molly juga” kata Kurin dengan penuh semangat. “ Nama yang bagus Nak.. Nenek senang kamu kasih nama itu” kata Nenek sambil tersenyum bahagia.
        Akhirnya Kurin harus pergi meninggalkan Nenek. Setelah berpamitan dan menyalam Nenek, Kurinpun diberikan oleh Nenek Molly sedikit uang untuk makan. Kurin berjalan sambil menggendong Dolly dengan senang, namun sebenarnya ia juga setengah takut untuk kembali ke rumah. Jadi ia memutuskan untuk ke rumah makan dulu untuk makan siang. Setelah sore harinya, baru ia memberanikan diri untuk pulang ke rumahnya.
       “Tok .. tok .. tok ..” Kurin mengetok pintu depan rumahnya.. dengan cemas ia menanti ibunya membuka pintu. “cklek..grek..” suara pintu dibuka .. Ibu tirinya langsung berdiri di depan pintu dan berkacak pinggang dengan mata melotot penuh amarah. Kurin yang melihat ibunya seperti itu langsung menundukkan kepalanya. “a..aku pulang, Bu..” kata kurin dengan pelan sambil menatap anak anjingnya dengan mata berkaca-kaca. Ibunya yang sudah marah besar karena ia tidak ada di rumah beberapa haripun langsung menariknya masuk ke dalam rumah. “ Darimana saja kamu anak Nakal..?!!” bentak ibunya sehingga Kurin terkejut. “ Maaf Bu aku hanya mau bermain kemarin itu. “Apa kau bilang?! Bermain? Kau kira sekarang kau bisa main?! Nih rasakan..!” kata Ibunya sambil melibaskan kain sarung ke kaki Kurin. “ Ini akibatnya kalau lasak yaa..!” kata Ibunya sambil terus melibas Kurin. “ Heh, darimana anak anjing itu kau dapatkan?” tanya Ibunya yang melihat anak anjing itu meringis ketakutan. “ Ini  temanku, Bu. Ibu tidak boleh menyiksanya..! lebih baik siksa saja akuu..!” kata Kurin sambil menangis. “Hooo.. baiklahh kalau itu permintaanmu..Nihh” Ibunya semakin melibas dengan keras. Anak anjing itu meringis, ia sedih melihat Kurin diperlakukan seperti itu. Setelah kecapekan, Ibu tirinya berhenti dan istirahat. Kurin pun masuk ke kamarnya sambil menggendong Dolly sambil menangis..
     “Dolly.. itulah Ibu tiriku yang kejam, lebih baik aku tinggal bersamamu saja di jalanan daripada begini. Nyesal sekali aku pulang, Dolly..” kata Kurin pada Dolly yang didudukkannya di meja belajar. Kurin yang kesakitan hanya bisa menangis sepanjang malam itu bersama Dolly ... dan malam itupun hujan turun dengan deras seakan turut merasakan kesakitan yang dialami Kurin ..
         Paginya Kurin masih belum bangun karena tidak tidur semalaman.. “guk..gukk..guk..” suara kecil anjingnya membangunkan Kurin. Kurin pun terbangun masih dengan kesakitan, tapi ia senang karena ada Dolly membangunkannya. Kurin heran, tumben ibunya tidak mengedor-gedor pintunya. Kurinpun keluar dari kamar dan tidak menemukan Ibunya di rumah. “ Hooreeeee.... Ibu pergii Dolly, kita bisa kabur lagii.. aku sudah tidak betah di rumah ini. Lebih baik kita tinggal di rumah Nenek saja.” Kata Kurin. Namun .. Kurin tidak bisa keluar karena ternyata Ibunya membawa semua kunci rumah ! “ Astagaaa.. bagaimana cara kita kabur darisini Dolly, semua kunci dibawa sama Ibu..” Kurin pun menjadi sedih dan bingung memikirkan bagaimana cara agar bisa keluar dari rumahnya sendiri.  Tidak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka, seketika itu Kurin berlari masuk ke dalam kamarnya bersama Dolly. Dan ia tidur kembali. “Sialan.. jam berapa ini? Anak itu belum bangun-bangun juga?!” Ibunya berkata dengan geram.
    “Kuuuriiiinn..!!” panggil Ibunya dengan suara yang lantang sekali. Kurin sudah ketakutan sekali mendengar suara Ibunya yang seperti itu. “ Dolly.. gimana nihh.. apa yang harus kita lakukan?” Kurin yang bingung sekaligus ketakutan semakin menarik selimutnya hingga ke kepala. Karena tidak sabar, Ibunya pun masuk ke dalam kamar Kurin sambil membawa segayung air, dan menyingkap selimut Kurin dan..”byuuurr...” kepala Kurinpun basah kena siram oleh Ibu tirinya.
      “Hey, udah jam berapa ini? Kau kira kau bisa tidur seenaknya disini.. pyuh.. tidak bisa laa yaw..”” kata Ibunya dengan kejam. Kurin pun mulai memegangi kakinya yang kesakitan. “ tapi kakiku masih sangat sakit, Bu.. kalau tetangga ada yang tahu hal ini, Ibu bisa dihukum. Aku bisa saja teriak darisini. Jadi Ibu jangan seenaknya samaku” kata Kurin memberanikan diri membela dirinya. Ibunya semakin memelototinya, namun Ia juga agak takut setelah mendengar ucapan Kurin. “ Awass yaa kalau ada orang yang tahu..! Hukumanmu akan bertambah. Ingat itu !!” ancam Ibunya sambil pergi meninggalkan Kurin.
     Suatu hari, ketika Ibunya sedang mandi, dan lupa mengunci pintu rumah, Kurin pun memutuskan untuk kabur ke rumah Nenek Molly. “Yess..! akhirnya kita bisa kabur lagi Dolly.. Cihuuyy..!” Kurin sangat senang bisa pergi ke rumah Nenek Molly setelah seminggu di rumah. Rasanya seperti dikurung selama bertahun-tahun kalau berada di rumah itu.
      Sesampainya di depan rumah Nenek Molly, Kurin heran karena tidak melihat satupun anjing Nenek yang berada di taman. “ Ah, mungkin lagi di dalam rumah yah..” kata Kurin pada dirinya sendiri. “Neneekk...aku datang, Nek” panggil Kurin sambil mengetuk pintu rumah Nenek dengan gembira. Setelah beberapa menit seorang Paman membukakan pintu, dan Kurin bertanya dimana Nenek.
    “Hei Nak, apa kamu tidak tahu.. kalau Nenek sudah tiada?” tanya Paman itu pada Kurin. Kurin yang mendengar hal itu langsung terduduk lemas di lantai depan pintu.. “ti..tidak mungkin Nenek sudah pergi! Nenek kan janji masih mau main samaku..” kata Kurin pelan. “Nak, terimalah kenyataan, sudah 4 hari Nenek telah tiada..” Paman itu juga mulai berlinang air mata. Kurin seketika itu menangis dan menyebut nama Nenek berulang kali. Setelah itu, Kurin bertanya kemana semua anak anjing Nenek. Dan Paman yang ternyata adalah anak Nenek itu mengatakan bahwa semua anjingnya telah dijual karena tidak ada yang bisa mengurus mereka lagi. Kurin yang sedih kemudian pergi darisana bersama titipan Nenek, yaitu Dolly. Mereka pun pergi ke taman dimana orang-orang tampak bermain bahagia, ada yang piknik, mancing ikan, atau olahraga. Walaupun berada di tengah keramaian itu, Kurin tetap tidak bisa melupakan Nenek.. Tiba-tiba Dolly melihat Kurin yang sedih dan mengonggong seakan mengajak bermain. Namun ternyata Dolly ingin menunjukkan suatu tempat pada Kurin, dan ternyata itu adalah tempat dimana saudara-saudara Dolly dijual. Ternyata toko hewan peliharaan.. entah darimana Dolly mendapatkan feeling bisa menemukan saudara-saudaranya. “ Wahh.. kamu hebat Dolly..!” puji Kurin sambil mengikuti Dolly masuk ke toko hewan peliharaan itu. Di dalamnya mereka berjumpa lagi dengan semua saudara-saudara Dolly. Tapi percuma mereka tidak bisa dibawa pulang kembali, ya mereka seperti sedang mengunjungi saudaranya yang mungkin tidak akan pernah bertemu lagi. Sebab anjing-anjing itu akan diberli oleh majikan yang lain. Dolly melihat saudaranya dengan sedih dan matanya berkaca-kaca. Setelah itu, mereka juga tidak bisa berlama-lama di dalam toko itu, sebab penjaga toko telah mengusir mereka karena tidak ada yang dibeli.
    Malam ini Kurin tidak tahu harus tidur dimana, ia tidak mau pulang ke rumah lagi, sebab ia takut disiksa Ibu tirinya lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk tidur di kursi taman. Kurin pun berbaring dan Dolly tidur disampingnya. Namun Kurin belum bisa tidur. Sambil memandangi bintang-bintang dan bulan yang bersinar di langit, Kurin berdoa dalam hati agar ia selalu dilindungi. Tiba-tiba melintas kunang-kunang di atas Kurin. Ia ingin mengambilnya tapi tidak sampai. Ia menggenggam tangannya ke arah kunang-kunang itu dan ketika ia membuka genggamannya, ternyata seorang Peri kecil di genggamannya. Peri itu memegang tongkat dan memakai baju kembang yang berwarna gold menyala. Rambutnya pirang sepunggung, mukanya mirip seperti Tinkerbell. “hah?! Ka..kamu peri betulan..?” tanya Kurin kaget melihat ada Peri. “ Apa aku tampak seperti palsu ya?” tanyanya balik. “Bukan itu.. jadi peri itu memang betulan ada ya..? baru kali ini aku melihat peri langsung..” Kata Kurin takjub. “ Benarkah? Kalau aku sebenarnya sudah sering melihat manusia di taman ini, tapi aku tidak pernah menampakkan diri pada mereka..” kata Peri kecil itu. “Ngomong-ngomong, namamu siapa, dan kenapa kau menemuiku ?” tanya Kurin pada Peri itu. “ oh iya, namaku Bimbi, Peri Bimbi.. yaa, aku kasian lihat kau dan anjingmu tidur di taman, padahal ini kan sudah malam. Apa kau tidak punya rumah, oya siapa namamu?” tanya Peri Bimbi bingung. “Iya..namaku Kurin, sebenarnya aku punya rumah, tapi aku gak mau tinggal disana lagi. soalnya disana Ibu tiriku terus melibasku” jelas Kurin kepada Peri Bimbi sambil menunjukkan kakinya yang penuh bekas luka. “ Oooh.. malang sekali nasibmu.. Baiklah, aku akan membantumu.. ayo ikuti aku..” ajak Peri Bimbi.
      Kurin dan Dolly pun mengikuti Peri Bimbi yang terbang di atas mereka.. “Hosh..hosh.. aduh, kakiku makin sakit nih dibawa berjalan.. huhuh” kata Kurin berhenti sambil memegangi kedua lututnya. Peri Bimbi yang melihat itu merasa iba dan kasihan. Ia ingin menolong tapi ia akan kehilangan setengah kekuatannya, namun ia akhirnya memutuskan untuk menolong Kurin.
     “ Kurin, aku akan memberikanmu sayap, tapi kau akan berubah jadi kecil seperti aku. Gimana mau gak?” tanya Peri Bimbi. “ Wahh.. mau mau.. aku pengen terbang kayak ibu Periii..!” kata Kurin dengan penuh semangat. Peri Bimbipun mengayunkan tongkatnya dan seketika timbullah cahaya silau dan Wuush..! Kurin dan Dolly berubah menjadi kecil seperti Peri Bimbi dann mereka terbang! “ Cihuuuyy..! lalalala.. ternyata begini rasanya terbang di udara yaa.. amaziing!” kata Kurin sangat senang dan bersemangat terbang kesana kemari bersama Dolly. Akhirnya, mereka bertigapun terbang ke suatu tempat yang agak jauh dari sana. Dan ... sampailah mereka di sebuah gubuk. “ ini adalah gubuk dimana dulu para Peri sering kemari. Namun, sekarang sudah tidak ada lagi karena lingkungannya sudah semakin tercemar, banyak asap dan keributan. Sehingga para Peri tidak betah lagi tinggal disini. Tapi yaa, kalau kau mau kalian bisa tinggal disini untuk sementara. Yahh.. Cuma gubuk kecil sih, tapi daripada kalian tidak punya rumah kan..” kata Peri Bimbi menawarkan. “Tapi.. kami akan tinggal bersamamu juga kan?” tanya Kurin. “ Tenang saja, aku tinggal disini juga kok. Tapi aku suka bermain di taman tadi, makanya jarang pulang kemari.” Kata Peri Bimbi menjelaskan. Akhirnya mereka bertiga tinggal di gubuk kecil itu dan beristirahat.
     Keesokan harinya, mereka bertigapun terbangun.. “Whoaahh.. akhirnya bisa tidur nyenyak setelah sekian lama yaa..” kata Kurin sambil mengangkat tangannya dengan gembira.  “ Mulai sekarang anggap saja ini rumah kalian, jangan sungkan-sungkan ya” kata Peri Bimbi sambil tersenyum. Tiba-tiba Dolly menggonggong dengan kuatnya. Dan sambil mengarahkan kepalanya ke luar rumah mereka. “ Dolly, ada apa?” tanya Kurin heran. Namun Peri Bimbi bisa merasakan apa yang ada di pikiran Dolly. “ Hey.. Dolly ingin bertemu dengan saudara-saudaranya lagi..” kata Peri Bimbi pelan. “Whoa.. kau bisa tahu apa yang dipirkan Dolly, Peri?” tanya Kurin dengan takjub.
       “hahaha.. tentu saja. Aku sudah terbiasa berteman dengan hewan-hewan disini. Jadi aku mengerti apa yang mereka rasakan..” kata Peri Bimbi sambil tersenyum. “ namun bagaimana cara kita membebaskan semua saudara Dolly?” Tanya Kurin sambil berpikir.  “Caranya adalah kita harus berusaha. Apa yang terjadi nanti itu urusan nanti saja..” kata Peri Bimbi sambil terbang ke arah Dolly yang mulai terbang ke luar rumah. “ Hmm.. baiklahh.. ayoo kita berangkaat..”  kata Kurin sambil mengikuti mereka terbang. Setelah itu, sampailah mereka bertiga di toko hewan kemarin tempat dimana saudara-saudara Dolly akan dijual. Karena mereka telah berubah jadi Peri, dan berukuran sangat kecil, kira-kira sebesar ibu jari. Terbanglah mereka masuk ke toko itu dari ventilasi pintu. Dan tidak ada seorangpun yang menyadari mereka masuk.. Namun, sayang sekali.. saudara-saudara Dolly telah tiada disana. Dan tinggal satu saudaranya yang ada, namun seorang pembeli masuk dan membeli saudara Dolly. Mereka telah terjual! Dan Dolly belum sempat mengucapkan kata-kata terakhirnya. “guk..gukkk..” kata Dolly dengan mata yang berkaca-kaca. Dengan lesu Dolly tergeletak di ventilasi jendela toko itu. “Dolly.. jangan sedihh.. beginilah hidup, semuanya tidak selalu seperti yang kita inginkan. Tapi percayalah, kalian pasti akan bertemu, walaupun hanya di dalam mimpi..” kata Kurin mencoba menghibur Dolly yang sedih. Kemudian terbanglah mereka bertiga keluar dari toko itu. Dan berhenti di taman tempat ia dan Peri Bimbi pertama kali bertemu.
        “Lalu.. sekarang kita harus ngapain lagi?” tanya Kurin lesu. “Hey, kenapa tidak pergi ke rumah ibu tirimu saja? Kita kan sudah bisa terbang. Dia pasti tidak bisa menangkap kita. That’s right??” usul Peri Bimbi dengan semangat. “ Ahaa..! betul juga yah.. ayoo kita kesana. Kita harus membuat ibu tiri sadar akan kesalahannya.” Kata Kurin mulai semangat. Kemudian terbanglah mereka dengan bahagia ke rumah Kurin.
     Sesampainya disana, ibu tirinya ternyata sedang nonton tv sambil makan kue di ruang tengah. “okeyy.. dia sedang di ruang tengah, ayo kita mulai dari dapur..” kata Peri Bimbi. Kemudian mulailah Kurin, Dolly dan Peri Bimbi mengambil piring kaca dan menjatuhkannya ke lantai.. “prankk.. prank..!” suara piring pecah nyaring terdengar. Ibu tiri Kurin yang mendengar hal itu langsung bergegas menuju dapur, dan melihat kepingan piring yang terjatuh di lantai. “whaaaat..?! Siapaa yang melakukan ini HAA..?!” Ibu tirinya langsung naik pitam dan mulai mengambil sapu lidi sambil mencari-cari tersangka yang membuat piringnya pecah. Kurin dkk tertawa melihat Ibu tirinya marah-marah sendiri. Mereka bersembunyi di atas lemari piring dan Ibunya tidak melihat mereka. “ Waahh.. menyenangkan sekali yaa, jadi kecil begini..hahah” kata Kurin sambil tertawa pelan. “ pastinya dong.. hey, ayo kita lanjutkan misi kita belum selesai..” ajak Peri Bimbi. Lalu mereka bertiga pun memutar bola lampu agar jatuh ke lantai.  Dan... “brukk...” tepat mengenai kepala Ibu tirinya. Padahal Kurin dkk tidak bermaksud menjatuhkan tepat di kepala Ibu tirinya, namun pas sekali jatuh ketika Ibu tirinya berjalan ke arah itu. “Waaw... gimana nih..? kok bisa kena sih.. “ kata Kurin agak menyesal, sebab ia tidak bermaksud begitu. “ hey.. jangan terlalu merasa bersalah, Kurin. Mungkin itu memang pantas didapatkannya. Biar dia tahu bagaimana rasanya sakit..” kata Peri Bimbi memberi semangat kepada Kurin. Ibu tirinya pun jatuh tersungkur di lantai dan ketika bangun, ia menjadi pusing dan melihat piring jatuh lagi dan lagi.. “ Aarrghh... tunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya..!” kata Ibu tirinya dengan marah, dan beberapa saat kemudian ia pun menjadi linglung, dan.. “hey, aku siapa ya? Haahah.. lalalalla..~” kata Ibu tirinya sambil tertawa terbahak-bahak. “ jangan gangguuu akuuuu...! pergii..” teriak Ibu tirinya. Ternyata Ibu tirinya melihat piring itu seperti melihat alien yang hendak mengganggunya. Ia pun berlari keluar dari rumah itu sambil memegangi kepalanya. “Peri, apakah Ibu jadi tidak waras?” tanya Kurin pada Peri Bimbi yang masih heran melihatnya. “se..sepertinya begitu, Kurin. Tapi itu semua bukan salah kita sepenuhnya ‘kan? kita hanya mau membuatnya sadar. Tapi responnya jadi begini..” kata Peri Bimbi. “ hmm.. iya, mungkin sudah begitu jalannya. Semoga dia baik-baik saja..” kata Kurin sambil menoleh pada Dolly yang tampak senang.
     Akhirnya mereka bertiga membereskan dapur yang tampak berantakan. “ Fiuuhh.. akhirnya selesai juga yah kita beresin dapur. Dan kalian bisa tinggal disini lagi..” kata Peri Bimbi. “Hmm.. jadi kita bertiga bisa tinggal disini terus dong? Horeee..” kata Kurin dengan gembira. “ gukk..gukk..” Dolly pun tidak ketinggalan ikut bahagia. Lalu setelah itu mereka bertigapun beristirahat setelah kelelahan.
    Keesokan harinya ... mereka pun bangun dan bersantai sejenak sambil nonton tv. Namun, tiba-tiba Peri Bimbi berkata, “ Kurin, sebenarnya aku tidak bisa terus tinggal disini. Karena dunia peri dan dunia manusia itu berbeda..” Kata Peri Bimbi. “ Kenapa begitu Peri?” tanya Kurin heran. “ Baiklah, aku berikan dua pilihan, kalau kau mau tinggal bersamaku, kau harus rela jadi peri selamanya. Namun, bila kau ingin di dunia manusia maka kau akan jadi besar kembali dan kita tak akan pernah bertemu lagi.. “ kata Peri Bimbi dengan muka sedih. “ harus begitu ya? Baiklah.. maaf Peri, tapi..tapi aku lebih memilih menjadi manusia lagi. karena aku terlahir sebagai manusia dan manusia adalah makhluk yang lebih tinggi dari makhluk lainnya di muka bumi. Tapi, sungguh aku tak akan melupakan kau, Peri Bimbi.. “ Kurin menatap Peri Bimbi dengan mata berkaca-kaca. Sebab ia sebenarnya ingin mereka tinggal bersama, namun ia harus memilih salah satu dari pilihan itu. Peri Bimbi yang mendengar itupun tampak sedih, namun ia tetap menghargai keputusan Kurin. “ baiklah.. kalau begitu, terimalah ini Kurin.. ini akan berguna kalau kau mau melukis, dan mungkin kau bisa menjual lukisanmu suatu hari nanti..” kata Peri Bimbi sambil memberikan sebuah tinta hitam beserta kuasnya. Setelah itu, Peri Bimbi mengambil sayap Kurin dan Dolly, dan mereka kembali menjadi besar. Lalu ia berpamitan kepada Kurin dan Dolly.. “ Selamat tinggal temanku.. semoga kalian bahagia di tahun yang baru nanti..” kata Peri Bimbi sambil memeluk Kurin dan Dolly. “ Terimakasih Peri, goodbye.. “ kata Kurin dan Dolly sambil melambaikan tangan, sembari Peri Bimbi terbang meninggalkan mereka berdua di rumah itu. Kemudian, Kurin dan Dolly pun kembali bermain bersama dengan bahagia.
       Keesokan harinya, di malam tahun baru.. Kurin mulai kelaparan, dan sadar bahwa ia tidak mempunyai uang lagi. Mulailah Kurin teringat akan tinta yang diberikan Peri Bimbi.. “ baiklah, aku akan melukis di jalan. Semoga ada orang yang mau membeli lukisanku ya Dolly..” kata Kurin yakin. Lalu ia mengambil canvas dan tinta, serta mengajak Dolly keluar. Di sore itu terasa semakin dingin. Namun, Kurin masih memakai mantelnya yang kumal. Sebab, ia sudah tidak punya uang lagi untuk membeli mantel. Jangankan membeli mantel, untuk membeli sesuap nasi ia pun tidak punya. Tubuhnya semakin kurus dan mukanya pucat di hari yang dingin itu. “Maa.. Paa.. andai kalian masih hidup.. hufft.. “ kata Kurin pelan sambil berjalan melewati rumah-rumah orang yang tampak dihiasi pohon Natal dan wangi masakan yang lezat-lezat. Lagu-lagu Natal yang terdengar sangat menghibur Kurin saat itu, namun ia tetap merasa kelaparan. Kemudian, sampailah ia di sudut jalan di pinggir kota itu. “Nah.. disini bagus.. ada lampu jalan dan ada pohon Natal di depanku. Jadi bisa menggambar dengan senang” kata Kurin sambil mengajak Dolly duduk disitu. Lalu, Kurinpun mulai mengatur letak canvas dan mulai menggambar.. “Hmm.. aku gambar apa yah bagusnya?” Kurin berpikir sambil menatap pohon Natal yang ada di depannya. “aku kangen mama dan papa..” kata Kurin. “ Baiklah.. Aku akan menggambar mereka,. Kau setuju kan Dolly?” kata Kurin sambil tersenyum melihat Dolly yang duduk kedinginan. Kurinpun memberikan syalnya kepada Dolly yang kedinginan. Ia tidak mau Dolly kedinginan.
       Lalu mulailah Kurin membuka tinta dan menyapukan tinta dengan kuas ke canvas itu, dia mulai menggambar ayah dan ibunya yang telah tiada.. sambil  meneteskan air mata ia menggambarnya.. setelah selesai menggambar, tiba-tiba ia melihat cahaya dari pohon Natal di depannya. Dan .. ia melihat ayah dan ibunya datang dari balik pohon Natal itu.. “Mamaa.. papa... selamat Natal dan tahun baru yaa..” kata Kurin seraya berlari ke arah mereka. Dan kedua orangtuanyapun memeluk Kurin dan memberikannya baju hangat dan makanan yang lezat-lezat. “Aaahh.. senangnyaa.. aku ingin bersama kalian terus..” kata Kurin dengan gembira.
      “guuukk..gukk.gukkk..” suara Dolly memecah keheningan. Orang-orang tampak lalu lalang tidak ada yang memperhatikannya. Dolly terus duduk memeluk tangan Kurin yang memeluk erat lukisan ayah dan ibunya sambil terbaring. “guukk..gukk..gukk” Dolly terus menggonggong. “ Toloong.. tolong.. lihat ada anak terkapar disini..” teriak seorang anak kecil yang melihat Kurin dan anjingnya di jalanan. Ditengah dinginnya udara malam itu, akhirnya ada orang yang melihatnya. Dan ternyata, Kurin telah tiada. Ia meninggalkan Dolly, satu-satunya sahabatnya selama ini, kenangan bersama ibu dan ayahnya, dan meninggalkan semua penderitaan  bersama ibu tirinya. Sambil memeluk erat lukisan itu, Kurin melewati malam tahun barunya. “ Ooh.. sungguh anak yang malang..” kata orang-orang yang melihatnya. Mungkin cuma itu yang bisa mereka ucapkan. Tapi mereka tidak tahu, Kurin sudah bahagia bisa bertemu dengan ayah dan ibunya walau dalam mimpi sebelum pergi meninggalkan dunia. Dolly yang sangat sedih terus menatap Kurin dengan mata berkaca-kaca. Dan ternyata, tinta yang diberikan oleh Peri Bimbi itu adalah tinta beracun. Ketika Kurin melukis dengan tinta itu, ternyata menguap dan terhirup olehnya. Sehingga Kurin harus pergi, tanpa tahu kenapa Peri Bimbi melakukannya. Dan ternyata, Peri Bimbi yang selama ini dianggap baik oleh Kurin adalah peri yang kejam, ia ingin mencari mangsa agar jumlah Peri bertambah banyak, dan anak-anak yang tidak mau akan bernasib sama seperti Kurin.
         

~The End~

You Might Also Like

0 comments