Stories Land

Fairy Tales and Health Information



  • Sudah lelah setelah beraktivitas seharian, dan ketika malam hari kamu ingin berisitirahat tidur. Mau tidur tapi sulit? Dan kamu pun membaca dongeng, menghitung domba lewat sampai ratusan agar bisa bobo cantik :D. Tapi.. belum juga bisa tidur. Wahh.. jangan-jangan kamu insomnia nih. Apa itu insomnia? Yuk cek selengkapnya di blog ini ya ;)

    Apa itu Insomnia?
    Insomnia adalah  gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidur dalam waktu yang cukup. Insomnia ini adalah masalah yang sering dialami 1 dari 3 orang di UK, dan sering terjadi pada lansia. Jadi, ada tiga jenis insomnia, yaitu:
    1. Early insomnia alias insomnia datang ketika Anda hendak tidur. Ya, karena insomnia ini Anda akan kesulitan tidur meskipun badan sangat lelah.
    2. Middle insomnia atau insomnia yang terjadi di tengah tidur. Anda yang mengalami gangguan ini akan terbangun di kala tidur dan susah lagi untuk melanjutkannya. Selain itu, Anda akan juga akan sering terbangun di malam hari.
    3. Late insomnia adalah insomnia yang membuat Anda terbangun lebih awal dan tidak mampu untuk melanjutkan tidur kembali.

    Apa saja gejala insomnia?
    •  Kesulitan untuk tertidur.
    • Berbaring terjaga dalam waktu yang lama di malam hari.
    • Bangun beberapa kali pada malam hari.
    • Bangun saat dini hari dan tidak dapat kembali tertidur.
    • Tidak merasa segar ketika bangun di pagi hari.
    • Kesulitan untuk tidur siang saat merasa lelah.
    • Merasa lelah dan sulit berkonsentrasi saat belajar atau bekerja.
    Episode insomnia bisa datang dan pergi tanpa menyebabkan masalah lain yang serius, namun pada beberapa orang, insomnia ini dapat menetap berbulan-bulan hingga tahunan. Insomnia persisten memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup sesorang. Hal tersebut dapat mengganggu rutinitas yang biasa dilakukan, mempengaruhi mood, dan dapat menimbulkan masalah hubungan dengan teman, keluarga serta kolega.

    Apa sih yang bisa menyebabkan insomnia?
    Sebenarnya penyebab yang memicu insomnia tidak terlalu jelas, namun hal-hal berikut sering berhubungan dengan insomnia, diantaranya:
    -  Stress dan cemas.
    -  Kebiasaan dan lingkungan tidur tidak baik (Contoh: tempat tidur yang tidak nyaman, lampu    terlalu terang, berisik, panas atau dingin).

    - Faktor gaya hidup (Contoh: jet lag, meminum kafein (teh, kopi, minuman berenergi), makan banyak sebelum tidur, merokok).
    - Kondisi kesehatan fisik (Contoh: gangguan jantung, asma, nyeri sendi).
    - Kondisi kesehatan mental (Contoh: depresi, schizophrenia, gangguan panik).
    - Obat tertentu (Contoh: antidepresan, obat epilepsi, obat asma).


    Apa saja sih akibat dari insomnia ini?
    Tidur itu sangat penting untuk kesehatan kita, sebab ketika tidur itulah sel-sel kita diperbaiki. Bila kita kurang tidur, insomnia bisa mempengaruhi kesehatan mental dan fisik kita. Orang dengan insomnia dilaporkan memiliki kualitas hidup yang lebih buruk daripada orang yang bisa tidur dengan nyenyak. Komplikasi yang bisa terjadi akibat insomnia yaitu:
    -        -  Menurunnya kemampuan saat bekerja atau saat sekolah.
    -          - Reaksi menjadi lambat ketika mengemudi dan meningkatkan resiko kecelakaan.
    -          - Gangguan kesehatan mental, seperti depresi, gangguan cemas serta penyalahgunaan zat.
    -          - Meningkatkan resiko dan keparahan penyakit jangka panjang, seperti hipertensi dan penyakit jantung.
    Lalu bagaimana cara mengatasi insomnia?
    Ada beberapa hal yang dapat  dilakukan untuk mengatasi insomnia yang dialami, yaitu:
    -  Membuat jam tidur dan bangun yang teratur.
    -  Rileks sebelum waktu tidur ( mandi dengan air hangat, mendengarkan musik yang selow).
    -  Tidak menonton televisi atau menggunakan gadget (tablet, smartphone) sebelum tidur.
    -  Sebisa mungkin tidak tidur siang.
    -  Rutin berolahraga, namun tidak disarankan berolahraga minimal 4 jam sebelum tidur.
    -  Hindari makan makanan berat saat tengah malam.
    -  Tidak meminum kopi atau teh beberapa jam sebelum tidur, menghindari rokok dan alkohol.
    -  Jangan berbaring di tempat tidur dengan perasaan cemas akan kekurangan waktu tidur.
    -  Hindari melihat jam karena dapat meningkatkan kecemasan kapan kita akan tertidur.
    -  Menuliskan daftar hal yang dicemaskan dan ide apapun untuk menyelesaikan masalah tersebut sebelum tidur, untuk membantu melupakan hal-hal tersebut hingga pagi hari.
    -  Tidak melakukan kegiatan apapun di tempat tidur selain tidur.

    Apa perlu ke dokter kalau insomnia?
    Jika kita mengalami insomnia, kita bisa saja membuat janji dengan dokter jika hal tersebut sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, dan bila insomnia ini sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
    Jika mengubah kebiasaan tidur seperti yang disebutkan di atas tidak membantu, dokter akan menyarankan untuk menjalankan terapi kognitif dan perilaku khusus untuk insomnia yaitu CBT-I. Tujuan dari terapi ini adalah mengubah pemikiran dan perilaku yang tidak baik yang mungkin berperan pada insomnia yang dialami. Terapi ini bisa dilakukan dalam kelompok kecil dengan sesama penderita insomnia atau secara individu bersama dengan terapis.

    Dan sekarang pertanyaannya, bisa disembuhkan dengan obat tidak? Hipnotik (sleeping tablet) adalah obat yang digunakan untuk membantu agar seseorang bisa tertidur. Dulu obat ini digunakan untuk mengobati insomnia, namun sekarang sudah jarang digunakan. Obat ini hanya digunakan pada kondisi insomnia berat, dan jika perubahan kebiasaan tidur maupun terapi kognitif dan perilaku tidak berhasil. Obat tidur diberikan dalam dosis yang paling rendah untuk waktu yang singkat (tidak lebih dari 2-4 minggu).

    Sumber:
    http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/insomnia/basics/definition/con-20024293
    https://patient.info/health/insomnia-poor-sleep


    Continue Reading

      “Dinginnyaaa...fyuhh...” Kurin berkata pada dirinya sendiri. “Hei, lihat betapa kasihannya anak laki-laki itu..” tunjuk seorang anak lain yang berjalan pulang dari toko roti. Kurin yang masih berumur 13 tahun itupun hanya bisa diam saja menatap orang-orang melihatnya dengan muka iba, namun tak seorangpun yang mau menolongnya. Kurin duduk jongkok sambil memeluk kedua lututnya di pojok jalanan, walaupun hujan masih deras ia tidak memiiki tempat untuk berteduh. Kurin sebenarnya memiliki seorang ibu tiri. Karena orangtuanya telah tiada sejak 2 tahun yang lalu. Namun, Kurin tidak menyangka bahwa ibu tirinya sungguh kejam terhadapnya. Padahal dulu, sebelum menikah dengan ayahnya, Ibu tirinya sangat baik padanya. Ternyata itu semua hanyalah akal busuk Ibu tirinya agar bisa menguasai harta mereka. Dan kini ayah Kurin juga telah tiada. Sehingga Kurin tinggal bersama Ibu tirinya itu. Setiap hari dilalui Kurin bagai berada dalam sarang Singa. Ibu tirinya, Madam Boscha sungguh kejam, dan tidak peduli kepada Kurin yang malang.
          Dibawah guyuran hujan yang semakin deras, akhirnya Kurin sudah sangat kedinginan dan tidak sanggup lagi.. dan Kurin pun tersungkur di pojok jalanan kota Bridgestone itu. Badannya sudah mulai membiru dan sangat kurus. Sebenarnya Kurin sangat takut untuk kembali ke rumahnya, karena akan disiksa oleh Ibu tirinya lagi. Jadi ia memutuskan untuk kabur sementara. Kurin juga tidak disekolahkan lagi karena Ibu tirinya sangat pelit dan iapun menelantarkan Kurin. Padahal Kurin sebenarnya adalah anak yang cerdas dan suka sekali menggambar. Dan sekarang ia  tidak punya tujuan entah pergi kemana. Hanya mengikuti kemana arah angin berlalu.. “Tik .. tik .. tik ..” akhirnya hujan yang lebat itupun berubah menjadi hujan gerimis, dan Kurin masih terbujur di jalanan itu.
        Tiba-tiba seorang nenek membangunkan Kurin.. “ Nak, bangun.. heyy nak..!” Nenek itu mengguncangkan badan Kurin yang tidak bergerak. Akhirnya, mata Kurin pun mulai terbuka. Dengan samar-samar ia melihat sesosok nenek tua berpakaian mantel berwarna maroon serta payung hitam yang besar. Kurin langsung bangun dan mengucek-ngucek matanya. “ Anda siapa?” tanya Kurin bingung.  “ Tenang Nak, aku hanya ingin menolongmu saja. Kamu ngapain tidur disini Nak? Dimana orangtuamu?” tanya Nenek itu khawatir. Kurin pun hanya bisa terdiam. “ aku tidak mau pulang Nek..huhuhuhu” Kurin tiba-tiba menangis tersedu-sedu.  “Baiklahh.. Nenek mengerti perasaanmu Nak.. Ayo ikut ke rumah ennek dulu, kamu harus ganti pakaian biar tidak sakit” ajak Nenek yang baik hati itu.  “ta.. tapi Nek, aku tidak mau ngerepotin nenek. Biarin aja aku disini Nek” kata Kurin yang sebenarnya masih takut dengan si Nenek.
             “Tenang Nak, aku tidak akan jahat sama kamu, nenek cuma ingin nolongin kamu..” kata si Nenek. “baiklah kalau begitu Nek, oia aku belum tahu nama nenek siapa?” tanya Kurin pada Nenek itu. “hahah.. iya juga ya Nak, nama Nenek, Molly. Nama kamu siapa Nak?” tanyanya balik. “ perkenalkan namaku Kurin, Nek” kata Kurin sambil tersenyum pada si Nenek.
          Akhirnya mereka berdua berjalan menuju rumah si Nenek. Ternyata rumahnya tidak begitu jauh dari tempat ia terbaring tadi. Ketika sampai di depan gerbang rumah si Nenek, Kurin takjub melihat betapa banyaknya anjing si Nenek. Mirip seperti anjing serigala, tapi banyakan anaknya. Kira-kira sekitar 10 ekor banyaknya.  “ Waah.. banyak sekali anjing Nenek, tapi aku agak takut dengan anjing yang agak besar Nek. Takut dikejar..!” kata Kurin pada Nenek Molly. “ tenang saja Kurin, Induknya jinak kok.. tapi anaknya masih baru lahir jadi masih imut-imut. Dia gak akan ngejar kok” ujar si nenek sambil tersenyum. “hmm.. Iya Nek..” Kurin pun berjalan bersama Nenek Molly melewati anjing-anjingnya yang berada di taman. Dan kurin pun disuruh mandi dulu, dan mengganti pakaian. Tapi, pakaiannya kebesaran karena itu adalah baju anak Nenek ketika masih kecil. Tapi Kurin sangat senang ada orang yang mau membantunya. Dulu ia berpikir bahwa tidak ada satupun orang yang peduli padanya. Setelah mandi, makan, kemudian Nenek membiarkan dia bermain di taman bersama anjing-anjingnya. Soalnya Nenek tinggal sendirian, anak-anaknya sudah menikah dan tinggal diluar kota. 
           Ditaman, Kurin sangat senang sebab ada mainan ayunan, kolam renang, taman bunga, serta banyak anak anjing yang lucu-lucu. Wahh.. imutnya anak anjing ini, aku jadi pengen pelihara satu biar ada kawan.. ujar Kurin dalam hatinya. Ternyata, Nenek memperhatikan Kurin dari dalam rumah sedang menatapi anak anjingnya, dan Nenek merasa iba.. Ia pun jadi ingin memberikan satu anak anjingnya untuk Kurin. Nenekpun keluar rumah menjumpai Kurin di Taman. “Kuriinn... sedang apa kamu Nak?” tanya Nenek. “Nenekk... aku sedang bermain sama anak anjing Nenek yang lucu ini..” kata Kurin sambil menggendong seekor anak anjing yang berwarna putih hitam.. “ Wahh.. senang yaa main sama mereka. Nak, kamu boleh kok membawa 1 anak anjingku..” ujar si Nenek. Kurin yang mendengar hal itu langsung kegirangan. “ sung..sungguh Nek?!” tanyanya sekali lagi. “ Iya dong, kamu senang kan Nak..” Nenek itu sangat senang bisa memberikan anak anjingnya pada Kurin. Sebab ia tidak ingin Kurin sendirian saja kemana-mana.
         Setelah 2 hari Kurin tinggal di rumah Nenek, ia pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Sebab ia tidak mau menyusahkan Nenek Molly. Padahal Nenek Molly tidak keberatan dengan Kurin tinggal di rumahnya. “Terimakasih yaa Nek udah bantuin Kurin.. nanti Kurin main kesini lagi ya Nek..” kata Kurin sambil memeluk Nenek yang hampir sedih karena ia mau pergi. “ Baiklah Nak, jangan lupa main kemari lagi ya Nak.. jangan lupa bawa anak anjing ini.. oia apa kau sudah memberinya nama?” tanya si Nenek. “ Aha.. aku hampir lupa Nek.. namanya.. siapa yaa.. haa..namanya Dolly aja deh.. biar aku ingat ini dari Nenek Molly juga” kata Kurin dengan penuh semangat. “ Nama yang bagus Nak.. Nenek senang kamu kasih nama itu” kata Nenek sambil tersenyum bahagia.
            Akhirnya Kurin harus pergi meninggalkan Nenek. Setelah berpamitan dan menyalam Nenek, Kurinpun diberikan oleh Nenek Molly sedikit uang untuk makan. Kurin berjalan sambil menggendong Dolly dengan senang, namun sebenarnya ia juga setengah takut untuk kembali ke rumah. Jadi ia memutuskan untuk ke rumah makan dulu untuk makan siang. Setelah sore harinya, baru ia memberanikan diri untuk pulang ke rumahnya.
           “Tok .. tok .. tok ..” Kurin mengetok pintu depan rumahnya.. dengan cemas ia menanti ibunya membuka pintu. “cklek..grek..” suara pintu dibuka .. Ibu tirinya langsung berdiri di depan pintu dan berkacak pinggang dengan mata melotot penuh amarah. Kurin yang melihat ibunya seperti itu langsung menundukkan kepalanya. “a..aku pulang, Bu..” kata kurin dengan pelan sambil menatap anak anjingnya dengan mata berkaca-kaca. Ibunya yang sudah marah besar karena ia tidak ada di rumah beberapa haripun langsung menariknya masuk ke dalam rumah. “ Darimana saja kamu anak Nakal..?!!” bentak ibunya sehingga Kurin terkejut. “ Maaf Bu aku hanya mau bermain kemarin itu. “Apa kau bilang?! Bermain? Kau kira sekarang kau bisa main?! Nih rasakan..!” kata Ibunya sambil melibaskan kain sarung ke kaki Kurin. “ Ini akibatnya kalau lasak yaa..!” kata Ibunya sambil terus melibas Kurin. “ Heh, darimana anak anjing itu kau dapatkan?” tanya Ibunya yang melihat anak anjing itu meringis ketakutan. “ Ini  temanku, Bu. Ibu tidak boleh menyiksanya..! lebih baik siksa saja akuu..!” kata Kurin sambil menangis. “Hooo.. baiklahh kalau itu permintaanmu..Nihh” Ibunya semakin melibas dengan keras. Anak anjing itu meringis, ia sedih melihat Kurin diperlakukan seperti itu. Setelah kecapekan, Ibu tirinya berhenti dan istirahat. Kurin pun masuk ke kamarnya sambil menggendong Dolly sambil menangis..
         “Dolly.. itulah Ibu tiriku yang kejam, lebih baik aku tinggal bersamamu saja di jalanan daripada begini. Nyesal sekali aku pulang, Dolly..” kata Kurin pada Dolly yang didudukkannya di meja belajar. Kurin yang kesakitan hanya bisa menangis sepanjang malam itu bersama Dolly ... dan malam itupun hujan turun dengan deras seakan turut merasakan kesakitan yang dialami Kurin ..
             Paginya Kurin masih belum bangun karena tidak tidur semalaman.. “guk..gukk..guk..” suara kecil anjingnya membangunkan Kurin. Kurin pun terbangun masih dengan kesakitan, tapi ia senang karena ada Dolly membangunkannya. Kurin heran, tumben ibunya tidak mengedor-gedor pintunya. Kurinpun keluar dari kamar dan tidak menemukan Ibunya di rumah. “ Hooreeeee.... Ibu pergii Dolly, kita bisa kabur lagii.. aku sudah tidak betah di rumah ini. Lebih baik kita tinggal di rumah Nenek saja.” Kata Kurin. Namun .. Kurin tidak bisa keluar karena ternyata Ibunya membawa semua kunci rumah ! “ Astagaaa.. bagaimana cara kita kabur darisini Dolly, semua kunci dibawa sama Ibu..” Kurin pun menjadi sedih dan bingung memikirkan bagaimana cara agar bisa keluar dari rumahnya sendiri.  Tidak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka, seketika itu Kurin berlari masuk ke dalam kamarnya bersama Dolly. Dan ia tidur kembali. “Sialan.. jam berapa ini? Anak itu belum bangun-bangun juga?!” Ibunya berkata dengan geram.
        “Kuuuriiiinn..!!” panggil Ibunya dengan suara yang lantang sekali. Kurin sudah ketakutan sekali mendengar suara Ibunya yang seperti itu. “ Dolly.. gimana nihh.. apa yang harus kita lakukan?” Kurin yang bingung sekaligus ketakutan semakin menarik selimutnya hingga ke kepala. Karena tidak sabar, Ibunya pun masuk ke dalam kamar Kurin sambil membawa segayung air, dan menyingkap selimut Kurin dan..”byuuurr...” kepala Kurinpun basah kena siram oleh Ibu tirinya.
          “Hey, udah jam berapa ini? Kau kira kau bisa tidur seenaknya disini.. pyuh.. tidak bisa laa yaw..”” kata Ibunya dengan kejam. Kurin pun mulai memegangi kakinya yang kesakitan. “ tapi kakiku masih sangat sakit, Bu.. kalau tetangga ada yang tahu hal ini, Ibu bisa dihukum. Aku bisa saja teriak darisini. Jadi Ibu jangan seenaknya samaku” kata Kurin memberanikan diri membela dirinya. Ibunya semakin memelototinya, namun Ia juga agak takut setelah mendengar ucapan Kurin. “ Awass yaa kalau ada orang yang tahu..! Hukumanmu akan bertambah. Ingat itu !!” ancam Ibunya sambil pergi meninggalkan Kurin.
         Suatu hari, ketika Ibunya sedang mandi, dan lupa mengunci pintu rumah, Kurin pun memutuskan untuk kabur ke rumah Nenek Molly. “Yess..! akhirnya kita bisa kabur lagi Dolly.. Cihuuyy..!” Kurin sangat senang bisa pergi ke rumah Nenek Molly setelah seminggu di rumah. Rasanya seperti dikurung selama bertahun-tahun kalau berada di rumah itu.
          Sesampainya di depan rumah Nenek Molly, Kurin heran karena tidak melihat satupun anjing Nenek yang berada di taman. “ Ah, mungkin lagi di dalam rumah yah..” kata Kurin pada dirinya sendiri. “Neneekk...aku datang, Nek” panggil Kurin sambil mengetuk pintu rumah Nenek dengan gembira. Setelah beberapa menit seorang Paman membukakan pintu, dan Kurin bertanya dimana Nenek.
        “Hei Nak, apa kamu tidak tahu.. kalau Nenek sudah tiada?” tanya Paman itu pada Kurin. Kurin yang mendengar hal itu langsung terduduk lemas di lantai depan pintu.. “ti..tidak mungkin Nenek sudah pergi! Nenek kan janji masih mau main samaku..” kata Kurin pelan. “Nak, terimalah kenyataan, sudah 4 hari Nenek telah tiada..” Paman itu juga mulai berlinang air mata. Kurin seketika itu menangis dan menyebut nama Nenek berulang kali. Setelah itu, Kurin bertanya kemana semua anak anjing Nenek. Dan Paman yang ternyata adalah anak Nenek itu mengatakan bahwa semua anjingnya telah dijual karena tidak ada yang bisa mengurus mereka lagi. Kurin yang sedih kemudian pergi darisana bersama titipan Nenek, yaitu Dolly. Mereka pun pergi ke taman dimana orang-orang tampak bermain bahagia, ada yang piknik, mancing ikan, atau olahraga. Walaupun berada di tengah keramaian itu, Kurin tetap tidak bisa melupakan Nenek.. Tiba-tiba Dolly melihat Kurin yang sedih dan mengonggong seakan mengajak bermain. Namun ternyata Dolly ingin menunjukkan suatu tempat pada Kurin, dan ternyata itu adalah tempat dimana saudara-saudara Dolly dijual. Ternyata toko hewan peliharaan.. entah darimana Dolly mendapatkan feeling bisa menemukan saudara-saudaranya. “ Wahh.. kamu hebat Dolly..!” puji Kurin sambil mengikuti Dolly masuk ke toko hewan peliharaan itu. Di dalamnya mereka berjumpa lagi dengan semua saudara-saudara Dolly. Tapi percuma mereka tidak bisa dibawa pulang kembali, ya mereka seperti sedang mengunjungi saudaranya yang mungkin tidak akan pernah bertemu lagi. Sebab anjing-anjing itu akan diberli oleh majikan yang lain. Dolly melihat saudaranya dengan sedih dan matanya berkaca-kaca. Setelah itu, mereka juga tidak bisa berlama-lama di dalam toko itu, sebab penjaga toko telah mengusir mereka karena tidak ada yang dibeli.
        Malam ini Kurin tidak tahu harus tidur dimana, ia tidak mau pulang ke rumah lagi, sebab ia takut disiksa Ibu tirinya lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk tidur di kursi taman. Kurin pun berbaring dan Dolly tidur disampingnya. Namun Kurin belum bisa tidur. Sambil memandangi bintang-bintang dan bulan yang bersinar di langit, Kurin berdoa dalam hati agar ia selalu dilindungi. Tiba-tiba melintas kunang-kunang di atas Kurin. Ia ingin mengambilnya tapi tidak sampai. Ia menggenggam tangannya ke arah kunang-kunang itu dan ketika ia membuka genggamannya, ternyata seorang Peri kecil di genggamannya. Peri itu memegang tongkat dan memakai baju kembang yang berwarna gold menyala. Rambutnya pirang sepunggung, mukanya mirip seperti Tinkerbell. “hah?! Ka..kamu peri betulan..?” tanya Kurin kaget melihat ada Peri. “ Apa aku tampak seperti palsu ya?” tanyanya balik. “Bukan itu.. jadi peri itu memang betulan ada ya..? baru kali ini aku melihat peri langsung..” Kata Kurin takjub. “ Benarkah? Kalau aku sebenarnya sudah sering melihat manusia di taman ini, tapi aku tidak pernah menampakkan diri pada mereka..” kata Peri kecil itu. “Ngomong-ngomong, namamu siapa, dan kenapa kau menemuiku ?” tanya Kurin pada Peri itu. “ oh iya, namaku Bimbi, Peri Bimbi.. yaa, aku kasian lihat kau dan anjingmu tidur di taman, padahal ini kan sudah malam. Apa kau tidak punya rumah, oya siapa namamu?” tanya Peri Bimbi bingung. “Iya..namaku Kurin, sebenarnya aku punya rumah, tapi aku gak mau tinggal disana lagi. soalnya disana Ibu tiriku terus melibasku” jelas Kurin kepada Peri Bimbi sambil menunjukkan kakinya yang penuh bekas luka. “ Oooh.. malang sekali nasibmu.. Baiklah, aku akan membantumu.. ayo ikuti aku..” ajak Peri Bimbi.
          Kurin dan Dolly pun mengikuti Peri Bimbi yang terbang di atas mereka.. “Hosh..hosh.. aduh, kakiku makin sakit nih dibawa berjalan.. huhuh” kata Kurin berhenti sambil memegangi kedua lututnya. Peri Bimbi yang melihat itu merasa iba dan kasihan. Ia ingin menolong tapi ia akan kehilangan setengah kekuatannya, namun ia akhirnya memutuskan untuk menolong Kurin.
         “ Kurin, aku akan memberikanmu sayap, tapi kau akan berubah jadi kecil seperti aku. Gimana mau gak?” tanya Peri Bimbi. “ Wahh.. mau mau.. aku pengen terbang kayak ibu Periii..!” kata Kurin dengan penuh semangat. Peri Bimbipun mengayunkan tongkatnya dan seketika timbullah cahaya silau dan Wuush..! Kurin dan Dolly berubah menjadi kecil seperti Peri Bimbi dann mereka terbang! “ Cihuuuyy..! lalalala.. ternyata begini rasanya terbang di udara yaa.. amaziing!” kata Kurin sangat senang dan bersemangat terbang kesana kemari bersama Dolly. Akhirnya, mereka bertigapun terbang ke suatu tempat yang agak jauh dari sana. Dan ... sampailah mereka di sebuah gubuk. “ ini adalah gubuk dimana dulu para Peri sering kemari. Namun, sekarang sudah tidak ada lagi karena lingkungannya sudah semakin tercemar, banyak asap dan keributan. Sehingga para Peri tidak betah lagi tinggal disini. Tapi yaa, kalau kau mau kalian bisa tinggal disini untuk sementara. Yahh.. Cuma gubuk kecil sih, tapi daripada kalian tidak punya rumah kan..” kata Peri Bimbi menawarkan. “Tapi.. kami akan tinggal bersamamu juga kan?” tanya Kurin. “ Tenang saja, aku tinggal disini juga kok. Tapi aku suka bermain di taman tadi, makanya jarang pulang kemari.” Kata Peri Bimbi menjelaskan. Akhirnya mereka bertiga tinggal di gubuk kecil itu dan beristirahat.
         Keesokan harinya, mereka bertigapun terbangun.. “Whoaahh.. akhirnya bisa tidur nyenyak setelah sekian lama yaa..” kata Kurin sambil mengangkat tangannya dengan gembira.  “ Mulai sekarang anggap saja ini rumah kalian, jangan sungkan-sungkan ya” kata Peri Bimbi sambil tersenyum. Tiba-tiba Dolly menggonggong dengan kuatnya. Dan sambil mengarahkan kepalanya ke luar rumah mereka. “ Dolly, ada apa?” tanya Kurin heran. Namun Peri Bimbi bisa merasakan apa yang ada di pikiran Dolly. “ Hey.. Dolly ingin bertemu dengan saudara-saudaranya lagi..” kata Peri Bimbi pelan. “Whoa.. kau bisa tahu apa yang dipirkan Dolly, Peri?” tanya Kurin dengan takjub.
           “hahaha.. tentu saja. Aku sudah terbiasa berteman dengan hewan-hewan disini. Jadi aku mengerti apa yang mereka rasakan..” kata Peri Bimbi sambil tersenyum. “ namun bagaimana cara kita membebaskan semua saudara Dolly?” Tanya Kurin sambil berpikir.  “Caranya adalah kita harus berusaha. Apa yang terjadi nanti itu urusan nanti saja..” kata Peri Bimbi sambil terbang ke arah Dolly yang mulai terbang ke luar rumah. “ Hmm.. baiklahh.. ayoo kita berangkaat..”  kata Kurin sambil mengikuti mereka terbang. Setelah itu, sampailah mereka bertiga di toko hewan kemarin tempat dimana saudara-saudara Dolly akan dijual. Karena mereka telah berubah jadi Peri, dan berukuran sangat kecil, kira-kira sebesar ibu jari. Terbanglah mereka masuk ke toko itu dari ventilasi pintu. Dan tidak ada seorangpun yang menyadari mereka masuk.. Namun, sayang sekali.. saudara-saudara Dolly telah tiada disana. Dan tinggal satu saudaranya yang ada, namun seorang pembeli masuk dan membeli saudara Dolly. Mereka telah terjual! Dan Dolly belum sempat mengucapkan kata-kata terakhirnya. “guk..gukkk..” kata Dolly dengan mata yang berkaca-kaca. Dengan lesu Dolly tergeletak di ventilasi jendela toko itu. “Dolly.. jangan sedihh.. beginilah hidup, semuanya tidak selalu seperti yang kita inginkan. Tapi percayalah, kalian pasti akan bertemu, walaupun hanya di dalam mimpi..” kata Kurin mencoba menghibur Dolly yang sedih. Kemudian terbanglah mereka bertiga keluar dari toko itu. Dan berhenti di taman tempat ia dan Peri Bimbi pertama kali bertemu.
            “Lalu.. sekarang kita harus ngapain lagi?” tanya Kurin lesu. “Hey, kenapa tidak pergi ke rumah ibu tirimu saja? Kita kan sudah bisa terbang. Dia pasti tidak bisa menangkap kita. That’s right??” usul Peri Bimbi dengan semangat. “ Ahaa..! betul juga yah.. ayoo kita kesana. Kita harus membuat ibu tiri sadar akan kesalahannya.” Kata Kurin mulai semangat. Kemudian terbanglah mereka dengan bahagia ke rumah Kurin.
         Sesampainya disana, ibu tirinya ternyata sedang nonton tv sambil makan kue di ruang tengah. “okeyy.. dia sedang di ruang tengah, ayo kita mulai dari dapur..” kata Peri Bimbi. Kemudian mulailah Kurin, Dolly dan Peri Bimbi mengambil piring kaca dan menjatuhkannya ke lantai.. “prankk.. prank..!” suara piring pecah nyaring terdengar. Ibu tiri Kurin yang mendengar hal itu langsung bergegas menuju dapur, dan melihat kepingan piring yang terjatuh di lantai. “whaaaat..?! Siapaa yang melakukan ini HAA..?!” Ibu tirinya langsung naik pitam dan mulai mengambil sapu lidi sambil mencari-cari tersangka yang membuat piringnya pecah. Kurin dkk tertawa melihat Ibu tirinya marah-marah sendiri. Mereka bersembunyi di atas lemari piring dan Ibunya tidak melihat mereka. “ Waahh.. menyenangkan sekali yaa, jadi kecil begini..hahah” kata Kurin sambil tertawa pelan. “ pastinya dong.. hey, ayo kita lanjutkan misi kita belum selesai..” ajak Peri Bimbi. Lalu mereka bertiga pun memutar bola lampu agar jatuh ke lantai.  Dan... “brukk...” tepat mengenai kepala Ibu tirinya. Padahal Kurin dkk tidak bermaksud menjatuhkan tepat di kepala Ibu tirinya, namun pas sekali jatuh ketika Ibu tirinya berjalan ke arah itu. “Waaw... gimana nih..? kok bisa kena sih.. “ kata Kurin agak menyesal, sebab ia tidak bermaksud begitu. “ hey.. jangan terlalu merasa bersalah, Kurin. Mungkin itu memang pantas didapatkannya. Biar dia tahu bagaimana rasanya sakit..” kata Peri Bimbi memberi semangat kepada Kurin. Ibu tirinya pun jatuh tersungkur di lantai dan ketika bangun, ia menjadi pusing dan melihat piring jatuh lagi dan lagi.. “ Aarrghh... tunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya..!” kata Ibu tirinya dengan marah, dan beberapa saat kemudian ia pun menjadi linglung, dan.. “hey, aku siapa ya? Haahah.. lalalalla..~” kata Ibu tirinya sambil tertawa terbahak-bahak. “ jangan gangguuu akuuuu...! pergii..” teriak Ibu tirinya. Ternyata Ibu tirinya melihat piring itu seperti melihat alien yang hendak mengganggunya. Ia pun berlari keluar dari rumah itu sambil memegangi kepalanya. “Peri, apakah Ibu jadi tidak waras?” tanya Kurin pada Peri Bimbi yang masih heran melihatnya. “se..sepertinya begitu, Kurin. Tapi itu semua bukan salah kita sepenuhnya ‘kan? kita hanya mau membuatnya sadar. Tapi responnya jadi begini..” kata Peri Bimbi. “ hmm.. iya, mungkin sudah begitu jalannya. Semoga dia baik-baik saja..” kata Kurin sambil menoleh pada Dolly yang tampak senang.
         Akhirnya mereka bertiga membereskan dapur yang tampak berantakan. “ Fiuuhh.. akhirnya selesai juga yah kita beresin dapur. Dan kalian bisa tinggal disini lagi..” kata Peri Bimbi. “Hmm.. jadi kita bertiga bisa tinggal disini terus dong? Horeee..” kata Kurin dengan gembira. “ gukk..gukk..” Dolly pun tidak ketinggalan ikut bahagia. Lalu setelah itu mereka bertigapun beristirahat setelah kelelahan.
        Keesokan harinya ... mereka pun bangun dan bersantai sejenak sambil nonton tv. Namun, tiba-tiba Peri Bimbi berkata, “ Kurin, sebenarnya aku tidak bisa terus tinggal disini. Karena dunia peri dan dunia manusia itu berbeda..” Kata Peri Bimbi. “ Kenapa begitu Peri?” tanya Kurin heran. “ Baiklah, aku berikan dua pilihan, kalau kau mau tinggal bersamaku, kau harus rela jadi peri selamanya. Namun, bila kau ingin di dunia manusia maka kau akan jadi besar kembali dan kita tak akan pernah bertemu lagi.. “ kata Peri Bimbi dengan muka sedih. “ harus begitu ya? Baiklah.. maaf Peri, tapi..tapi aku lebih memilih menjadi manusia lagi. karena aku terlahir sebagai manusia dan manusia adalah makhluk yang lebih tinggi dari makhluk lainnya di muka bumi. Tapi, sungguh aku tak akan melupakan kau, Peri Bimbi.. “ Kurin menatap Peri Bimbi dengan mata berkaca-kaca. Sebab ia sebenarnya ingin mereka tinggal bersama, namun ia harus memilih salah satu dari pilihan itu. Peri Bimbi yang mendengar itupun tampak sedih, namun ia tetap menghargai keputusan Kurin. “ baiklah.. kalau begitu, terimalah ini Kurin.. ini akan berguna kalau kau mau melukis, dan mungkin kau bisa menjual lukisanmu suatu hari nanti..” kata Peri Bimbi sambil memberikan sebuah tinta hitam beserta kuasnya. Setelah itu, Peri Bimbi mengambil sayap Kurin dan Dolly, dan mereka kembali menjadi besar. Lalu ia berpamitan kepada Kurin dan Dolly.. “ Selamat tinggal temanku.. semoga kalian bahagia di tahun yang baru nanti..” kata Peri Bimbi sambil memeluk Kurin dan Dolly. “ Terimakasih Peri, goodbye.. “ kata Kurin dan Dolly sambil melambaikan tangan, sembari Peri Bimbi terbang meninggalkan mereka berdua di rumah itu. Kemudian, Kurin dan Dolly pun kembali bermain bersama dengan bahagia.
           Keesokan harinya, di malam tahun baru.. Kurin mulai kelaparan, dan sadar bahwa ia tidak mempunyai uang lagi. Mulailah Kurin teringat akan tinta yang diberikan Peri Bimbi.. “ baiklah, aku akan melukis di jalan. Semoga ada orang yang mau membeli lukisanku ya Dolly..” kata Kurin yakin. Lalu ia mengambil canvas dan tinta, serta mengajak Dolly keluar. Di sore itu terasa semakin dingin. Namun, Kurin masih memakai mantelnya yang kumal. Sebab, ia sudah tidak punya uang lagi untuk membeli mantel. Jangankan membeli mantel, untuk membeli sesuap nasi ia pun tidak punya. Tubuhnya semakin kurus dan mukanya pucat di hari yang dingin itu. “Maa.. Paa.. andai kalian masih hidup.. hufft.. “ kata Kurin pelan sambil berjalan melewati rumah-rumah orang yang tampak dihiasi pohon Natal dan wangi masakan yang lezat-lezat. Lagu-lagu Natal yang terdengar sangat menghibur Kurin saat itu, namun ia tetap merasa kelaparan. Kemudian, sampailah ia di sudut jalan di pinggir kota itu. “Nah.. disini bagus.. ada lampu jalan dan ada pohon Natal di depanku. Jadi bisa menggambar dengan senang” kata Kurin sambil mengajak Dolly duduk disitu. Lalu, Kurinpun mulai mengatur letak canvas dan mulai menggambar.. “Hmm.. aku gambar apa yah bagusnya?” Kurin berpikir sambil menatap pohon Natal yang ada di depannya. “aku kangen mama dan papa..” kata Kurin. “ Baiklah.. Aku akan menggambar mereka,. Kau setuju kan Dolly?” kata Kurin sambil tersenyum melihat Dolly yang duduk kedinginan. Kurinpun memberikan syalnya kepada Dolly yang kedinginan. Ia tidak mau Dolly kedinginan.
           Lalu mulailah Kurin membuka tinta dan menyapukan tinta dengan kuas ke canvas itu, dia mulai menggambar ayah dan ibunya yang telah tiada.. sambil  meneteskan air mata ia menggambarnya.. setelah selesai menggambar, tiba-tiba ia melihat cahaya dari pohon Natal di depannya. Dan .. ia melihat ayah dan ibunya datang dari balik pohon Natal itu.. “Mamaa.. papa... selamat Natal dan tahun baru yaa..” kata Kurin seraya berlari ke arah mereka. Dan kedua orangtuanyapun memeluk Kurin dan memberikannya baju hangat dan makanan yang lezat-lezat. “Aaahh.. senangnyaa.. aku ingin bersama kalian terus..” kata Kurin dengan gembira.
          “guuukk..gukk.gukkk..” suara Dolly memecah keheningan. Orang-orang tampak lalu lalang tidak ada yang memperhatikannya. Dolly terus duduk memeluk tangan Kurin yang memeluk erat lukisan ayah dan ibunya sambil terbaring. “guukk..gukk..gukk” Dolly terus menggonggong. “ Toloong.. tolong.. lihat ada anak terkapar disini..” teriak seorang anak kecil yang melihat Kurin dan anjingnya di jalanan. Ditengah dinginnya udara malam itu, akhirnya ada orang yang melihatnya. Dan ternyata, Kurin telah tiada. Ia meninggalkan Dolly, satu-satunya sahabatnya selama ini, kenangan bersama ibu dan ayahnya, dan meninggalkan semua penderitaan  bersama ibu tirinya. Sambil memeluk erat lukisan itu, Kurin melewati malam tahun barunya. “ Ooh.. sungguh anak yang malang..” kata orang-orang yang melihatnya. Mungkin cuma itu yang bisa mereka ucapkan. Tapi mereka tidak tahu, Kurin sudah bahagia bisa bertemu dengan ayah dan ibunya walau dalam mimpi sebelum pergi meninggalkan dunia. Dolly yang sangat sedih terus menatap Kurin dengan mata berkaca-kaca. Dan ternyata, tinta yang diberikan oleh Peri Bimbi itu adalah tinta beracun. Ketika Kurin melukis dengan tinta itu, ternyata menguap dan terhirup olehnya. Sehingga Kurin harus pergi, tanpa tahu kenapa Peri Bimbi melakukannya. Dan ternyata, Peri Bimbi yang selama ini dianggap baik oleh Kurin adalah peri yang kejam, ia ingin mencari mangsa agar jumlah Peri bertambah banyak, dan anak-anak yang tidak mau akan bernasib sama seperti Kurin.
             

    ~The End~
    Continue Reading


                Musim salju ... semua orang tampak memakai mantel kemana-mana saking dinginnya. Namun, tidak demikian dengan Jasmine, anak perempuan yang berumur 14 tahun. Ia tidak memakai mantel bukan karena ia tidak mau, tapi karena dia tidak punya uang. Bahkan alas kaki pun dia tak punya. Di tengah dinginnya udara saat itu, Jasmine malah menjual bunga melati kepada tiap orang yang lewat. “ Bunga... siapa yang mau beli bunga..?” teriak jasmine kesana kemari. “Hh.. gimana nih, kalau bunga ini tidak laku, nanti Ibu bisa marah..” kata Jasmine dengan sedih. Tiba-tiba saja sebuah mobil lewat dan Jasmine pun kaget sehingga semua bunga melati yang hendak dijual itupun terjatuh dan hancur terlindas mobil itu. Jasmine tidak tahu harus berbuat apa dan akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke rumahnya yang sudah reyot.
                “ tok... tok.. tok..” ketuk jasmine. Kemudian, seorang wanita gemuk dan agak pendek muncul di depan pintu sambil menatap Jasmine dengan sinis. “ heh.. mana hasil penjualannya? Cepat kasih ke Ibu!” perintah Ibunya. “Ng.. maaf Bu.. tadi pas saya di jualan, tiba-tiba ada mobil lewat dengan kencang dan saya kaget, akhirnya bunganya jatuh semuanya Bu. Maafkan Jasmine Bu..!” kata Jasmine sambil berlutut di kaki Ibunya. “Heh! Dasar anak nakal. Mulai sekarang kau tidak boleh lagi tinggal di rumah ini. Sana pergi!” bentak Ibunya sambil mendorong Jasmine keluar. “Buu, tapi saya nanti tinggal dimana Bu?” tanya Jasmine yang mulai menitikan air mata.  “ Mana kutahu, itu bukan urusanku lagi..” kata Ibunya. Dengan sedih Jasmine pergi dari rumah itu. “ Sekarang, aku harus bagaimana? Kemana kuharus pergi..” Tanya Jasmine dlam hati. Ketika Jasmine melewati rumah-rumah orang, tercium olehnya wangi masakan yang lezat-lezat. “Oh ya, sebentar lagi kan tahun baru. Pasti semua orang membuat kue dan makanan yang enak.” Kata jasmine pelan. Kemudian Jasmine melanjutkan perjalanannya entah kemana. Ketika dia sudah merasa lelah berjalan, diapun merasa lapar dan haus. Namun dia tidak punya uang yang cukup untuk beli makanan. Maka, Jasmine pun memutuskan untuk memakan salju!! “ Semoga, rasa hausku bisa hilang..” harap Jasmine sambil mengambil salju.
                “Uhuk ! uhuk! Aduh.. aku kebanyakan makan salju, jadi sakit nih..” seru Jasmine. Tak berapa lama kemudian, dia pergi keluar. Tiba-tiba saja salju yang tadinya turun dengan lebat, sekarang mulai berhenti.
                “Waahh... terimakasih Tuhan, saljunya sudah berhenti “ seru Jasmine pelan. Jasminepun segera melanjutkan perjalanannya entah kemana. Di tengah perjalanan, Jasmine melihat ada sebuah benda berwarna perak di atas salju. Jasmine pun segera mendekati benda itu, dan ternyata... “Asyikk!! Aku dapat uang 500an, aku bisa beli makanan sekarang” kata Jasmine kegirangan. Akhirnya, Jasmine membelanjakan uangnya untuk membeli roti. Setelah itu, Jasmine pun memutuskan untuk tidur di depan toko-toko yang sudah tutup.
                “Brr... dingin sekali sih. Malah aku nggak punya selimut, ku harus gimana..” tanya Jasmine pada dirinya sendiri. Akhirnya, Jasminepun tidak bisa tidur semalaman. Kulitnyapun menjadi bentol karena digigit nyamuk. Jasminepun menangis tersedu-sedu. Tidak ada orang yang peduli pada dirinya lagi. Jasmine memikirkan akan pergi kemana ia besok. Tak lama kemudian, Jasminepun tertidur juga.
                Keesokan harinya... “ Woi dasar anak nakal! Cepat bangun, sedang apa kau didepan tokoku?! Pergi sana cepat!” bentak pemilik toko itu dengan kejamnya.  Jasmine yang masih mengantuk itupun terbangun mendengar teriakan si pemilik toko. “Ada apa Pak?” tanya Jasmine bingung karena tadi ia tidak mendengarkan. “Ehh.. udah gembel, budek lagi ya!” kata pemilik toko dengan sinis.
                “Eh, iya Pak! Saya akan segera pergi dari sini.. maaf sudah mengganggu Pak..” kata Jasmine sambil seraya pergi. “Ah, lebih baik aku pulang ke rumah. Mudah-mudahan Ibu mau memaafkanku. Tapi... aku kan sudah jauh berjalan dari rumah, dan lagi aku lelah” kata Jasmine murung. Tiba-tiba Jasmine mencium aroma masakan yang sedap dari rumah warga.
                “Wahh.. wangi sekali makanan ini, pasti sedap deh!” seru Jasmine sambil mencari-cari sumber wangi itu. Akhirnya, Jasminepun sampai pada rumah yang sederhana. Tanpa maksud apa-apa, Jasmine melihat ke dalam rumah itu dari jendela. Dan ia melihat seorang anak perempuan yang sebaya dengannya sedang menonton TV sambil memakan kue. Jasminepun ingin makan kue seperti anak perempuan itu.
                “ Hei.. sedang apa kamu disitu?” sapa anak perempuan itu.
                “Oh, maafkan saya. Saya akan segera pergi dari sini..” kata Jasmine. Tetapi anak perempuan itu sangat iba melihat keadaaan Jasmine yang sangat memprihatinkan. Ia melihat kulit Jasmine yang merah dan kusam, rambutnya kusut, bajunya yang rombengan dan sudah koyak-koyak, mukanya yang kusam, serta kakinya yang tidak memakai alas kaki.
                “ Tunggu! Jangan pergi dulu. Kalau kau mau, kau boleh mandi dan sarapan di rumahku. Tampaknya kau sudah lama tidak mandi.. sorry..” kata anak perempuan itu.
                “ benarkah?! Oh, trimakasih! Tapi.. be, benar kan kalau.. aku boleh mandi dan sarapan disini?” tanya Jasmine meyakinkan.
                “Iya, iya, ayo mari masuk..” ajak anak perempuan itu.
                “Oh ya, dari tadi aku belum tahu namamu siapa?” tanya anak itu.
                “Jasmine, dan siapa namamu?” tanya Jasmine.
                “ Namaku Lucy” katanya sambil tersenyum.
                “Nah, kau boleh mandi di kamar mandi di kamarku saja..” kata Lucy. Selagi Jasmine mandi, Lucy menyiapkan sarapan untuk Jasmine.
                “Oke, sekarang sudah siap.. tadaa!” kata Lucy senang. Kemudian dia bergegas pergi ke kamarnya untuk melihat Jasmine.
                “ Wah, rupanya kamu udah selesai mandi ya?” tanya Lucy.
                “ Iya nih..” jawab Jasmine sambil hendak memakai baju rombengnya.
                “Eit, noo! Jangan pakai baju itu lagi dong, Jasmine. Kamu pakai bajuku aja, kan muat sama kamu” kata lUcy sambil memberikan bajunya dari lemari.
                “wah, kamu memang anak yang baik ya..” kata Jasmine terharu.
                “ Tuh kan kamu cantik kalau pakai baju itu..” seru Lucy seraya membawa Jasmine ke depan cermin.
                “ sekarang tinggal dandanin kamu aja” kata Lucy. Dia mendandani Jasmine. Mulai dari rambutnya disisir, Lucy membedakinya, menyemprot bajunya dengan parfum. Ketika sudah selesai, Jasmine melihat pantulan dirinya di cermin. Diapun kaget.
                “Lucy, apakah aku tidak mimpi? Trimakasih Lucy!” kata Jasmine dengan senang kepada Lucy. Lalu diapun mengajak Jasmine sarapan.
                “ Lucy, kok dari tadi orangtuamu tidak kelihatan?” tanya Jasmine.
                “Oh.. mereka sedang ke luar negri. Ada kerjaan..” jawab Lucy dengan santai sambil melahap makanan.
                “ jadii yang masak ini semua.. kamu?” Jasmine menebak.
                “ ya jelaslah, memangnya ada orang lain yang mau masak untukku?” kata Lucy.
                “ wah! Ternyata kamu adalah tukang salon dan koki yang handal ya!” teriak Jasmine sambil tersenyum.
                “Ah, kamu bisa aja deh!” Lucypun malu karena dipuji seperti itu.
                “ Jasmine, gimana kalau kamu menginap disini saja?” ajak Lucy. Ternyata ia mencemaskan keadaan Jasmine.
                “ Oh, tak usah repot-repot Lucy” jawab Jasmine.
                “Aku tak repot kok, lagian aku takut sendirian di rumah, nanti ada hantu, lagi” kata Lucy. Jasmine hanya nyengir melihat kelakuan temannya itu.
                “Oke deh, aku mau. Tapi aku nggak mau berlama-lama. Nanti malah ngerepotin kamu, lagi” kata Jasmine. Setelah makan, merekapun bermain bersama di taman.
                “Enak ya, kalau aku jadi kamu.. punya rumah, makanan, semuanya kamu punya” kata Jasmine.
                “ kenapa sih kamu? Kok tiba-tiba bicara gitu? Kamu harus bersyukur.. kamu boleh kok tinggal dirumahku sampai kapanpun” kata Lucy.
                “Bukan, bukan itu yang kumaksud! Aku hanya teringat rumahku yang dulu, Ibu...” Kata Jasmine sedih.
                “Ohh.. jadi dulu kamu punya rumah dan ibu ya?” tanya Lucy penasaran.
                “Iya, tapi aku diusir Ibu..” kata Jasmine.
                “ Kejam ya Ibu kamu.. uupss! Sorry aku nggak bermaksud ngejek Ibumu..” kata Lucy. Jasmine maklum, karena Lucy memang suka kelepasan ngomong.
                “ya udah gk apa-apa kok” jawab Jasmine.
                “ Jasmine, gimana kalau kita nonton tv dulu?” ajak Lucy
                “ Waah.. udah lama lho aku nggak pernah nonton TV lagi” kata Jasmine bersemangat.
    Akhirnya mereka berdua menonton TV dan tertidur.
    ~~
                Keesokan harinya, pagi-pagi sekali kedua orangtua Lucypun pulang dari luar negeri dan melihat Jasmine masih tertidur nyenyak sekali.
                “Lucy!! Siapa anak ini, hah?” tanya mama Lucy.
                “Oh, ini Jasmine mam. Dia temenku, aku yang ngajak dia kesini karena sepi nggak ada orang di rumah” Lucy menjelaskan.
                “Ya udah deh, yang penting sekarang juga dia harus pulang ke rumahnya.” Perintah mama Lucy dengan galak.
                “Tapi mam, dia tu nggak punya rumah..” kata Lucy agak keras sehingga Jasmine terbangun dan kaget melihat orangtua Lucy di sana.
                      “ Huh, udah bangun kamu? Mendingan sekarang juga kamu pergi jauh-jauh dari rumah ini, jelas?!” bentak mama Lucy sambil berlagak sok.
                “ Baiklah Bu, terimakasih atas tumpangannya, saya pamit..” kata Jasmine. Kemudian, Jasmine berpamitan dengan Lucy. Namun, ketika Jasmine hendak menyalam Mama dan Papa Lucy, keduanya tidak sudi dan segera mengusirnya. Jasmine yang malangpun segera meninggalkan rumah itu dengan sedih. Sekarang, dia tidak tahu harus kemana lagi. dengan perut lapar keroncongan, Jasmine terus berjalan dan akhirnya dia sampai di sebuah kota yang belum pernah dikenalnya sebelumnya. Karena lelah, diapun beristirahat di sebuah kursi yang terletak di sebuah taman. Jasmine pun berbaring di kursi itu. Tiba-tiba ...
                “Lho, kamu kan Dozzy!!” kata seorang wanita agak gemuk yang berpakaian putih. Rambutnya ikal. Dia memakai seragam seperti babysitter. Jasmine yang kaget segera bangkit dan bertanya “kamu siapa?”
                “Aku lho! Aku petugas panti asuhan tempat kamu dulu, tapi kamu dulu kabur diam-diam kan?!” katanya sok akrab.
                “Hah?! Kau pasti salah orang. Pasti dia Cuma orang yang punya tampang mirip aku. Aku ini Jasmine!” kata Jasmine menerangkan.
                “ Sudahlah, ayolah kita kembali ke panti. Nggak usah takut” kata wanita itu sambil menarik tangan Jasmine. Namun Jasmine tetap tak mau. Dia berusaha melepaskan tangannya. Tetapi, wanita itu malah menggendongnya dengan mudah. “Lepaskan aku! Pokoknya lepas” kata Jasmine merengek-rengek.
                “Diam!! Atau kau mau kutinju” kata perempuan itu. Jasmine pun ketakutan, dan akhirnya dia menurut saja. Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di sebuah panti asuhan khusus putri. Petugas panti asuhan itupun menurunkan Jasmine dari pengakuannya. Jasmine berdiri tegak di samping petugas panti itu tanpa mengatakan apapun.
                “ Ayo, ibu kepala pasti senang kau kembali” ajak petugas itu. Dengan ragu-ragu Jasmine mengikuti petugas itu. Namun tiba-tiba ia nyeletuk “Aku ini Jasmine, bukan Dozzy! Gimana sih?!” kata Jasmine sebal.
            “Nggak usah pura-pura, ayo cepat sedikit jalannya” kata petugas itu galak. Kemudian merekapun tiba di depan ruang ibu kepala panti. Mereka berduapun masuk. Jasmine sangat merasa aneh. Dia ingin sekali Ibu kepala panti percaya kalau dia bukan Dozzy.
                 “Duduk!” perintah Ibu kepala yang sudah tua dan agak gemuk itu.
                “ Tapi, Bu.. saya ini bukan Dozzy. Cuma muka saya yang mirip mungkin Bu” kata Jasmine tergesa-gesa.
                “ Jadi kau bukan Dozzy?” tanyanya curiga.
                “ Ya bukan. Sekarang apa anada sudah percaya?” tanya Jasmine.
                “Hmm..sedikit. Tapi sudahlah kalau kau tak mau tinggal disini. Kau boleh pergi..” kata Ibu kepala. Jasminepun menjadi bingung. Rasanya lebih baik tinggal di panti daripada dia bergentayangan di jalanan.
                “Bu, saya pikir apakah saya boleh tinggal disini?” tanya Jasmine.
                “Oh, tentu..Genny, antar dia ke kamarnya” kata Ibu kepala kepada petugas panti itu.
                “Baik Bu kepala..” jawab petugas panti itu. Kemudian mereka berdua berjalan menuju kamar anak panti. Jasmine yang melihat kamar itu langsung kaget karena melihat ada banyak anak-anak bertampang seram. Namun, ternyata mereka berhati baik. Mereka langsung menyapa Jasmine begitu petugas panti meninggalkannya sekamar dengan anak-anak itu.
                “Hai, kamu siapa?” tanya seorang anak yang bernama Lisa.
                “Aku Jasmine, salam kenal semuanya” balas Jasmine seraya tersenyum. Setelah mereka semua berkenalan, jasmine langsung diajak bermain bersama.
                Setelah hampir 6 bulan, Jasmine berada di panti itu. Dia mulai memikirkan bagaimana keadaan Ibunya. Sempat terpikir olehnya bahwa dia akan pulang. Namun, bagaimana jika Ibunya masih marah?. Tetapi, alhirnya setelah sekian lama Jasminepun memutuskan untuk pulang kembali. Jasminepun meminta izin kepada Ibu kepala panti.
                  “Bu, izinkanlah saya pulang. Saya ingin bertemu dengan Ibu saya..” kata Jasmine memohon.
                “ lho, kamu masih punya Ibu ya? Saya kira kamu yatim piatu, tapi... sudahlah, tapi ingat! Jangan lagi datang kesini. Tinggallah bersama Ibumu” kata Ibu kepala panti tersebut.    “ Baik Bu, terimakasih” kata Jasmine seraya menuju keluar dengan rasa senang. Tapi ternyata, begitu dia membuka pintu, di depannya telah berdiri teman-temannya sewaktu di panti.
                      “Jasmine, jangan pergi dong!” kata Lucy sambil menarik tangan Jasmine.
                “Ta..tapi, aku harus pergi, kapan-kapan kita kan bisa bertemu lagi” kata Jasmine seraya mengambil tisu di kantongnya dan memberikannya kepada Lucy yang kelihatannya mau menangis.
                “Bye-bye semuanya” Jasmine melambaikan tangannya kepada seluruh warga panti yang berbaris di depannya.
                “Jangan lupa kesini lagi ya, Jasmine!” kata Lucy setengah berteriak ketika Jasmine telah berjalan agak jauh. Kemudian, Jasmine berbalik dan tersenyum, kemudian melanjutkan perjalanan lagi.
                Setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang, sampailah Jasmine di rumahnya yang dulu. Dengan ragu-ragu dia mengetuk pintu. Namun ternyata yang membuka pintu bukanlah ibunya, melainkan orang lain yang tak dikenalnya sama sekali.
                “Lho..kalian siapa? Mana Ibu saya?” tanya Jasmine keheranan.
               “Kamu itu yang siapa, wong kami udah beli rumah ini sama ibu-ibu gendut yang jual rumahya ini kok” kata bibi itu dengan logat jawanya yang sangat kental.
                “Apa?! Dijual?” tanya Jasmine setengah tak percaya.
                “Lha iya toh, Ibu itu sendiri yang bilang rumah ini mau dijual” kata bibi itu lagi.
                “ Terus.. kemana Ibu saya pergi?” tanya Jasmine.
                “ Yah mana saya tahu, cari aja sendiri” jawab bibi itu dengan kasar kapada Jasmine.
    Akhirnya Jasmine pun pergi dari situ untuk mencari Ibunya. Ia ingin bertemu dengan Ibunya, keluarganya satu-satunya yang masih hidup. Jasmine yang kelelahan berjalan, akhirnya beristirahat di bawah pohon rindang dengan perut kosong karena belum makan apapun.
                “ Duh, aku laparr..hikss..” isak Jasmine hampir meneteskan air matanya. Di tengah laparnya, tiba-tiba datang seorang kakek yang kelelahan. Pakaiannya lusuh dan banyak tambalan disana sini, serta memakai topi compang camping. Kemudian, kakek itu juga beristirahat di bawah pohon rindang bersama Jasmine. Kakek itu meminta sedekah kepada Jasmine, namun Jasmine menjelaskan bahwa saat ini dia belum punya uang sepeserpun. Tapi Jasmine masih memiliki sedikit air minum yang didapatnya di pinggir jalan.
                “ Ini Kek, aku masih punya ini. Minumlah” kata Jasmine sambil menyodorkan air minumnya kepada kakek itu.
             “Trima kasih banyak, nak!” kata kakek itu sambil tersenyum. Setelah rasanya cukup beristirahat, maka Jasminepun segera berpamitan pada kakek itu untuk melanjutkan perjalanan.
                “Kek, saya duluan ya” kata Jasmine beranjak pergi.
                “ Eh, tunggu dulu nak. Terimalah ini sebagai tanda terimakasihku” kata kakek itu sambil menyodorkan sebuah kalung yang terbuat dari bahan karet


    ~To Be Continued~
    Continue Reading
    Pada zaman dahulu kala, di sebuah hutan yang sangat jauh dari hunian manusia..hiduplah seorang anak perempuan berumur 15 tahun beserta  Ibunya. Mereka hanya hidup berdua, sebenarnya ia mempunyai seorang Kakak dan Ayahnya. Namun, mereka telah lama tidak kembali. Padahal sebulan yang lalu Ayah dan Kakaknya berencana untuk mencari ikan di sungai untuk mereka makan. Namun, hingga sekarang mereka berdua belum kembali juga. Padahal mereka sudah berusaha mencari mereka, namun tetap tidak ketemu juga.

    “Clerk...cepat kemari Nak!” panggil Ibunya yang sedang sibuk memasak ubi. Sebenarnya mereka bukan satu-satunya manusia yang tinggal di hutan itu, melainkan mereka memiliki tetangga yang tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari mereka. Oleh karena itu, Clerk masih bisa bermain dengan anak tetangga mereka, Milly, anak perempuan yang juga sebaya dengannya. “Ada apa sih Bu?” tanya Clerk yang segera datang dengan berlari-lari kecil ke dapur. “ Ini.. Ibu mau pergi sebentar. Angkat ubi ini ya kalau udah masak..” perintah Ibunya. “Yaya...baiklah..” kata Clerk sambil duduk disebelah tungku, memandangi ubi yang direbus dengan asap mengepul di udara. Sementara itu, Ibunya bergegas pergi untuk mencari madu hutan untuk mereka santap. “Uhmm...hampir tiap hari makan ubi..aku ingin makan lezat!” keluh Clerk sambil menatap ubi yang hampir masak itu. Setelah masak, Clerk pun menaruhnya di atas daun yang telah bersih. Maklum, mereka tidak memiliki piring satupun. Sedangkan untuk minum, mereka menggunakan bambu yang dibentuknya menjadi corong.

    Tiba-tiba Milly muncul.. “Hoi Clerk..ayo main panjat pohon..” ajak Milly bersemangat. “ Wahh..tapi aku lagi nunggu ibuku nih” kata Clerk yang juga ingin main panjat pohon. “ Yahh.. ayolah.. mana tau ibumu pulangnya lama kan.. “ kata Milly. “ Huft....oke oke..ayok!” kata Clerk seraya menutup pintu rumah mereka yang terbuat dari bambu. Akhirnya tibalah mereka di pohon dekat sungai tempat mereka biasa bermain. Milly yang sudah sangat mahir memanjat segera naik ke dahan-dahan pohon yang besar itu. “Lihat ini..aku jago kan manjat pohon?” kata Milly pamer. “Ow yeah? Aku lebih jago tau..hahaha” kata Clerk tidak mau kalah. Clerkpun segera memanjat pohon yang satunya lagi.. mereka berpacu untuk dapat naik ke dahan pohon yang paling atas. Akan tetapi, tetap saja Milly lebih jago..ia dapat cepat sampai ke atas pohon. “Hahaha...aku menang..!” kata Milly. Clerk yang tidak terima pun segera menaiki dahannya yang lebih tinggi. Akan tetapi..”krek..krekk...” dahan pohonnya ternyata tidak cukup kuat menahan berat Clerk, karena dahan yang dinaikinya cukup kecil. Dan...”Aaaaaaa....tolong..” jerit Clerk yang jatuh dari atas pohon.. tapi tiba-tiba saat ia hampir membentur batu di tanah, ia merasakan ada yang menahannya dan tiba-tiba ia sudah ada di bawah dengan selamat. “ Hah...apa yang telah terjadi? Wow..amazing..” kata Clerk kagum. “ Hei Clerk..lihat disampingmu itu..si..siapa itu?” kata Milly terkaget-kaget. “ Apa sih maksudmu?” tanya Clerk heran. Dan seketika itu Clerk melihat ada 2 Peri yang sangat kecil.. dan setelah diperhatikan oleh Clerk dengan seksama, ternyata peri itu berwajah seperti ayah dan kakaknya yang lama tidak kembali. “ Ay...Ayah..Kakak...benarkah ini kalian??” tanya Clerk tidak percaya. Milly yang juga kaget segera turun dari atas pohon dengan kecepatan super.
     
    “Clerk...iya Nak, ini Ayah dan Kakakmu, Nigel.. dulu ketika kami mau menangkap ikan di sungai ini, kami melihat ada madu di tepi sungai ini.. karena kami lapar, jadi kami minum saja madu itu. Tapi setelah minum madu itu, kami tidak sadar dan tiba-tiba kami ada di kerajaan Peri..dan kami berubah jadi Peri...”cerita Ayah Clerk. “Hah? Ini tidak masuk akal yah..bagaimana mungkin..” kata Clerk masih tidak percaya. “ Kalau begitu, kenapa Ayah dan Kakak tidak pulang ke rumah dan memberitahu kami dari dulu?” tanya Clerk. “ Clerk, kami tidak bisa pulang, karena Ratu Peri telah menyekap kami disana. Dan kami disuruh bekerja. Ini kami lagi disuruh mengambil madu hutan untuk mereka” kata Kakaknya, Nigel. “Kami dimata-matai oleh mereka lewat air bayangan, Clerk.. jadi ketahuan kalau keluar dari kawasan kekuasaan Ratu Peri” sambung Ayahnya yang kelihatan sedih. “Baiklah, aku akan membebaskan Ayah dan Kakak dari mereka. Tenang saja yah..” kata Clerk sambil menoleh pada Milly yang masih terheran-heran. “Kalau begitu, Ayah dan Nigel harus pergi. Karena kalau terlalu lama kami akan diincar Nak..beri tahu Ibumu ya..” kata Ayah Clerk sambil terbang melintasi pepohonan dengan sayap mereka yang kecil.

    Clerk yang telah mengetahui bahwa Ayah dan Kakaknya telah berubah menjadi Peri pun, segera berlari pulang ke rumah. “ Ibuu...ibu dimana??” teriak Clerk. “Yaya...Ibu disini kok. Ngapain  sih teriak-teriak segala?” kata Ibunya heran. “Bu, tadi aku bertemu Ayah dan Kakak. Tapi mereka telah diubah menjadi Peri oleh Ratu Peri, Bu.. apa yang harus kita lakukan Bu?” tanya Clerk tidak tenang. “Apa katamu? Me..mereka..jadi.. Perii??” tanya Ibunya tidak percaya dan kaget. “Iya Bu. Tadi pas aku dan Milly main di hutan, aku hampir jatuh dari pohon dan tiba-tiba Ayah dan Kakak menolongku. Tapi mereka udah jadi Peri Bu..” cerita Clerk pada Ibunya.

    “Sungguh keterlaluan Ratu Peri itu!! Dasar jahat..” kata Ibunya. “Iya Bu..dan sekarang apa yang harus kita lakukan? Satu-satunya cara untuk masuk ke kerajaan Peri adalah dengan menjadi Peri.. gimana kalau aku jadi Peri saja Bu?” tanya Clerk. “Tapi Nak, bagaimana kalau mereka menyekap kamu juga? Ibu sendirian disini..tidak boleh..” kata Ibunya khawatir. “ Tenang saja Bu, aku akan pergi bersama Milly kesana. Mereka pasti akan kuberi pelajaran..” kata Clerk. Ibu Clerk pun terpaksa mengiyakannya.

    Keesokan harinya, Clerk dan Milly pun segera pergi ke sungai itu. Disana mereka menemukan madu yang terletak di pinggir sungai itu. Dan mereka pun meminumnya, seketika itu juga mereka pingsan.. sementara mereka pingsan, merekapun berubah menjadi Peri dan dibawa oleh penjaga kerajaan Ratu Peri. Setelah mereka sadar...” Clerk, bangun clerk...” kata Milly sambil membangunkan clerk yang masih tidur. “Hoaaam...kenapa milly?” tanyanya yang belum sadar kalau dirinya ternyata sudah berubah menjadi Peri yang mungil. “Lihatlah..kita telah berubah menjadi Peri..” kata Milly menyadarkan. Dan clerk pun baru sadar kalau sekarang mereka adalah Peri. “Wah..aku punya sayap! Sekarang aku bisa terbaang..” kata Clerk senang. “Hahaha....tepat sekali anak bodoh..kalian sekarang adalah Peri..” kata penjaga kerajaan yang juga seorang peri, namun bermuka sangar dan sama sekali berbeda dengan Peri yang mereka bayangkan. “Ayo..ikut aku! Kalian harus bekerja!! Hahaha...” kata Peri penjaga itu tertawa seram. “ Clerk..aku takut..gimana ni kalau kita disiksa?” kata Milly khawatir. “ Tenang saja.. ingat tujuan kita tadi..membebaskan Ayah dan Kakak..” kata Clerk sambil mengikuti penjaga itu. Akan tetapi, ternyata mereka dibawa ke penjara Peri bawah tanah yang gelap dan pengap. “ Ayo masuk!! Kalian harus tinggal disitu beberapa hari, baru mulai bekerja..hahahah” kata penjaga itu dengan kejam. Dan mereka berduapun dipaksa masuk ke dalam penjara Peri yang gelap dan sempit itu. “Hiks...kenapa jadi begini nasib kita?” isak Clerk. “Bagaimana kalau mereka lupa mengeluarkan kita dari sini..dan kita akan mati kelaparan disini..” kata Milly takut. “Ahh...udahlah..kita ini sekarang Peri..jadi tidak perlu makan seperti manusia.. kita tidak akan lapar. Yah, seperti itu yang kudengar dari cerita-cerita sih..” kata Clerk sedih. “Heii bung...bisa diam tidak kalian berdua? Menghabiskan oksigen saja kalian!!” ternyata ada juga Peri lain yang ditahan disana. “Ba..baiklah..” kata Milly sambil meneteskan air mata.

    Akhirnya mereka tertidur sampai keesokan harinya, dan penjaga kerajaan telah membukaka pintu dan  mengajak mereka keluar dari sana. “Ayoo keluar...ini saatnya kalian kerjaa..!!” kata penjaga itu sok memerintah. Mereka pun keluar dari penjara bawah tanah dan terbang mengikuti penjaga. Ternyata mereka dibawa menghadap Ratu Peri, dan kagetlah mereka melihat Ratu Peri yang sangat cantik dan bersayap warna-warni. “Ratu, ini adalah dua pekerja baru kita. Mereka telah disekap selama satu hari..” kata penjaga itu. “ Hmm..tampaknya mereka anak baik-baik ya..tapi disini tidak ada pilihan..kalian harus bekerja..bawa mereka ke tempatnya.” Perintah Ratu Peri. Clerk tidak menyangka bahwa Peri yang selama ini baik hati dalam bayangannya, ternyata adalah seorang Peri yang jahat.

    Akhirnya sampailah mereka di tempat dimana terlihat Peri-Peri lain yang disekap juga sedang bekerja mengangkat madu yang berat di pundaknya, ada juga yang membuat wadah untuk tempat madu. Terlihat ayah dan kakaknya sedang mengangkat madu di pundaknya. “Ayah..Kakak..” kata Clerk dalam hati. Ia tidak ingin ada yang tahu bahwa ia datang untuk membebaskan mereka. Dan mereka berduapun disuruh untuk membuat wadah untuk tempat madu. “Milly, kita harus segera membebaskan mereka. Tapi bagaimana caranya ya?” tanya Clerk pelan kepada Milly. Sebab, ia takut kedengaran kalau berbicara kuat. “Hmm...bagaimana kalau kita alihkan perhatian penjaganya supaya mereka keluar dari sini?” usul Milly. “ Wah..bagus juga..tapi bagaimana caranya?” tanya Clerk bingung. “ Aku ada ide, bagaimana kalau aku pura-pura pingsan..nanti kan pasti penjaganya membawaku, trus nanti aku ambil kunci dari kantong bajunya..bagaimana?” tanya Milly. “Wah..boleh dicoba tuh..”kata Clerk mengiyakan.

    Dan Millypun berpura-pura pingsan. “Ah..Peri penjaga, temanku pingsan karena kelelahan. Tolong dia..” kata Clerk panik. “Hahaha.. dasar lemah..baru membuat ini saja sudah pingsan!” kata penjaga itu geram. Dan kemudian Millypun dibawa untuk dibaringkan di rerumputan. Sementara penjaga itu menggendong Milly, Millypun memasukkan tangannya ke baju penjaga itu, mencari-cari kunci ruang kerja paksa. Peri itu tidak sadar karena membawanya sambil terbang. Dan...”Ahh..aku dapat kuncinya..asyiik..” kata Milly kegirangan. Sambil berpura-pura pingsan, ia pun akhirnya dibaringkan di rumput, dimana ada juga Peri lainnya yang pingsan karena kelelahan dan disiksa oleh penjaga. Setelah itu, penjaga itupun pergi dan Milly bergegas pergi ke ruang kerja paksa sebelum penjaga itu duluan tiba disana. Karena biasanya penjaga akan melapor kepada Ratu Peri dulu bila ada apa-apa, termasuk jika ada yang pingsan. Jadi Milly berpikir pasti akan sempat bila ia langsung bergegas ke sana. Dan setibanya di ruang kerja paksa, ia pun segera mengeluarkan kuncinya dan...Tiba-tiba penjaga telah terbang menuju ruang kerja. “Haa?! gimana ni? Kok cepat sih melapor sama Ratu Perinya...haduhh..” kata Milly sambil terus mencoba kunci ruang kerja itu. Sebab kuncinya bukan hanya satu, tapi sudah digabung oleh si penjaga dengan kunci yang lainnya. “Milly...! cepat sedikit..!” teriak Clerk yang kini sudah memegang tangan Ayah dan Kakaknya agar begitu pintu dibuka mereka bisa langsung kabur. “Iya, tapi ini..yang mana kuncinya ya?” katanya sambil terus mencoba dengan tangan yang sudah gemetaran. Sementara itu, penjaga itu sudah semakin dekat dan.....”YES! berhasil!” kata Milly membuka pintu itu. Clerk dan semua tahanan peri yang ada di ruangan itu pun bergegas berebut untuk keluar dari pintu yang cukup kecil itu. “Heiii...apa-apaan ini? Beraninya kaliaannn...” kata penjaga itu dengan geram. Mereka semua akhirnya berhasil keluar dari ruangan itu sebelum penjaga itu terbang sampai kesana. Dan seketika itu juga, keluarlah Ratu Peri dengan tongkatnya. “ cringg...cringg...” ia pun mengubah mereka semua menjadi beku dengan tongkat ajaibnya. Seketika itu juga mereka semua berubah menjadi beku dengan es yang membungkus mereka. “Hahaha....ini akibatnya kalau kalian berani-berani denganku..”kata Ratu Peri tersenyum sinis.

    Sementara itu, Ibu Clerk yang sedang mencari madu di hutan..menemukan ada madu yang terletak lagi di pinggir sungai. Tapi kemudian ia teringat cerita Clerk, bahwa kalau meminum madu itu, maka orang akan menjadi Peri. Maka Ibu Clerk pun membuang madu yang ada di tepi sungai itu ke dalam sungai..dan mencuci wadahnya untuk dibawa pulang. Tapi tiba-tiba keluarlah cahaya putih menyilaukan, dan tiba-tiba muncullah sesosok Peri mungil yang wajahnya jelek. “Ahh..terimakasih atas kebaikan hatimu membuang madu itu..sekarang aku bebas..aku menunggu ada orang yang membuang madu itu ke sungai, tapi tidak pernah ada, mereka semua yang menemukannya malah meminumnya..dan sekarang aku bebas berkat anda..” kata Peri itu berterima kasih kepada ibu Clerk.  “Sebagai rasa terimakasih saya, apa yang bisa saya lakukan untuk anda?” tanya Peri itu. “Ah..sebenarnya anak dan suami saya sedang disekap oleh Ratu Peri..saya ingin sekali mereka bebas. Tapi saya tidak tahu apa yang harus dilakukan..” kata Ibu Clerk sambil menunduk sedih. “Sungguh? Benar-benar keterlaluan. Dia telah merebut semua dariku. Istanaku, kecantikan, dan semuanya telah dirampasnya dariku. Baiklah, aku akan membantumu. Tenang saja..” kata Peri yang baik hati itu seraya terbang masuk ke dalam kerajaan.

    Disana ia langsung melihat bahwa semua Peri telah dibekukan dengan es. “Hei, aku kembali..apa yang telah kau lakukan kepada mereka?” kata Peri itu. “Hahaha...apa kau mau diubah menjadi es juga, hah?” tantangnya. Peri yang baik hati itu langsung menuju Ratu Peri tanpa basa-basi lagi dan terjadilah pertarungan yang dahsyat antara Peri yang baik hati melawan Ratu Peri yang jahat. Dengan tongkatnya Peri yang baik hati menjatuhkan mahkota Ratu Peri dan mengambilnya. “Yang seharusnya memakai ini adalah aku, bukan kau..” kata Peri yang baik hati itu. Dan Ratu Peri yang kehilangan mahkota langsung merasa lemas, karena kekuatan yang dikumpulkannya disimpannya didalam mahkota itu, dan seketika itu berubahlah wajahnya menjadi buruk rupa, dan Peri yang baik hati ini menjadi cantik jelita. Kemudian Peri yang baik hati ini mengambil tongkat Ratu Peri yang terjatuh dan segera mengubah para Peri yang telah dibekukan itu menjadi cair esnya, dan kembalilah mereka bergerak. “Wahh...kita kembali! Horeee...” teriak mereka semua. Dan ternyata Ratu Peri yang sesungguhnya adalah Peri yang baik hati ini. Clerkpun mendekati Peri itu dan bertanya “ Apakah anda Peri yang sebenarnya?” tanya Clerk penasaran. “Ya..akulah Peri yang sesungguhnya. Dia yang telah mengambil kekuasaanku dariku. Dulu kerajaan ini penuh dengan kedamaian, namun setelah ia muncul karena ingin tinggal disini, aku kasihan dan memperbolehkannya. Tapi kemudian dia malah ingin menguasai istanaku ini..” kata Ratu Peri yang sesungguhnya itu. Sambil mengayunkan tongkatnya, ia mengarahkannya kepada Ratu Peri palsu yang jahat dan berubahlah Ratu Peri palsu menjadi lebah. Dan kemudian ia terbang keluar dan membuat madu di hutan. Dan Ratu Peri pun mengayunkan lagi tongkatnya kepada Clerk, Milly, Ayah, dan kakaknya. Dan merekapun berubah menjadi manusia biasa. “ Ahh..aku kembali..tapi aku terkadang ingin juga menjadi Peri..”kata Clerk sedih  “Hahaha..tenang saja, kau boleh bermain ke istanaku kapan saja, dan aku akan mengubah kalian menjadi Peri..bagaimana?” kata Ratu Peri. “Wahh...terimakasih banyak Ratu Peri..kami senang sekali, kami dapat tempat bermain baru..” kata Milly sambil tersenyum.

    Akhirnya setelah berbincang-bincang, merekapun pulang diantar oleh Ratu Peri sampai ke depan istana..” Sering-seringlah berkunjung kemari..” kata Ratu Peri sambil melambaikan tangan.. “Oke Ratu Peri..” kata Clerk sambil tersenyum dan pergi menyusul Ibu mereka yang ada di rumah.. Dan akhirnya merekapun hidup bahagia dan menjadi pengusaha madu yang sukses berkat bantuan Ratu Peri yang memberikan madu dari Istananya pada mereka.

    ~The End~

       
    Continue Reading
    Older
    Stories

    About me

    Debz
    View my complete profile

    Labels

    artikel kesehatan Daily Health Me Story

    recent posts

    Blog Archive

    • January 2019 (1)
    • December 2016 (1)
    • February 2016 (1)
    • March 2015 (1)
    • January 2015 (1)

    Popular Posts

    • “Malam Tahun Baru Kurin”
    • SULIT TIDUR? BISA JADI ITU INSOMNIA

    Most Popular

    • “Malam Tahun Baru Kurin”
    • SULIT TIDUR? BISA JADI ITU INSOMNIA

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top