Hope In Snowy Day
22:58
Musim
salju ... semua orang tampak memakai mantel kemana-mana saking dinginnya.
Namun, tidak demikian dengan Jasmine, anak perempuan yang berumur 14 tahun. Ia
tidak memakai mantel bukan karena ia tidak mau, tapi karena dia tidak punya
uang. Bahkan alas kaki pun dia tak punya. Di tengah dinginnya udara saat itu,
Jasmine malah menjual bunga melati kepada tiap orang yang lewat. “ Bunga...
siapa yang mau beli bunga..?” teriak jasmine kesana kemari. “Hh.. gimana nih,
kalau bunga ini tidak laku, nanti Ibu bisa marah..” kata Jasmine dengan sedih.
Tiba-tiba saja sebuah mobil lewat dan Jasmine pun kaget sehingga semua bunga
melati yang hendak dijual itupun terjatuh dan hancur terlindas mobil itu.
Jasmine tidak tahu harus berbuat apa dan akhirnya dia memutuskan untuk pulang
ke rumahnya yang sudah reyot.
“
tok... tok.. tok..” ketuk jasmine. Kemudian, seorang wanita gemuk dan agak
pendek muncul di depan pintu sambil menatap Jasmine dengan sinis. “ heh.. mana
hasil penjualannya? Cepat kasih ke Ibu!” perintah Ibunya. “Ng.. maaf Bu.. tadi
pas saya di jualan, tiba-tiba ada mobil lewat dengan kencang dan saya kaget,
akhirnya bunganya jatuh semuanya Bu. Maafkan Jasmine Bu..!” kata Jasmine sambil
berlutut di kaki Ibunya. “Heh! Dasar anak nakal. Mulai sekarang kau tidak boleh
lagi tinggal di rumah ini. Sana pergi!” bentak Ibunya sambil mendorong Jasmine
keluar. “Buu, tapi saya nanti tinggal dimana Bu?” tanya Jasmine yang mulai
menitikan air mata. “ Mana kutahu, itu
bukan urusanku lagi..” kata Ibunya. Dengan sedih Jasmine pergi dari rumah itu.
“ Sekarang, aku harus bagaimana? Kemana kuharus pergi..” Tanya Jasmine dlam
hati. Ketika Jasmine melewati rumah-rumah orang, tercium olehnya wangi masakan
yang lezat-lezat. “Oh ya, sebentar lagi kan tahun baru. Pasti semua orang
membuat kue dan makanan yang enak.” Kata jasmine pelan. Kemudian Jasmine
melanjutkan perjalanannya entah kemana. Ketika dia sudah merasa lelah berjalan,
diapun merasa lapar dan haus. Namun dia tidak punya uang yang cukup untuk beli
makanan. Maka, Jasmine pun memutuskan untuk memakan salju!! “ Semoga, rasa
hausku bisa hilang..” harap Jasmine sambil mengambil salju.
“Uhuk
! uhuk! Aduh.. aku kebanyakan makan salju, jadi sakit nih..” seru Jasmine. Tak
berapa lama kemudian, dia pergi keluar. Tiba-tiba saja salju yang tadinya turun
dengan lebat, sekarang mulai berhenti.
“Waahh...
terimakasih Tuhan, saljunya sudah berhenti “ seru Jasmine pelan. Jasminepun
segera melanjutkan perjalanannya entah kemana. Di tengah perjalanan, Jasmine
melihat ada sebuah benda berwarna perak di atas salju. Jasmine pun segera
mendekati benda itu, dan ternyata... “Asyikk!! Aku dapat uang 500an, aku bisa
beli makanan sekarang” kata Jasmine kegirangan. Akhirnya, Jasmine membelanjakan
uangnya untuk membeli roti. Setelah itu, Jasmine pun memutuskan untuk tidur di
depan toko-toko yang sudah tutup.
“Brr...
dingin sekali sih. Malah aku nggak punya selimut, ku harus gimana..” tanya
Jasmine pada dirinya sendiri. Akhirnya, Jasminepun tidak bisa tidur semalaman.
Kulitnyapun menjadi bentol karena digigit nyamuk. Jasminepun menangis
tersedu-sedu. Tidak ada orang yang peduli pada dirinya lagi. Jasmine memikirkan
akan pergi kemana ia besok. Tak lama kemudian, Jasminepun tertidur juga.
Keesokan
harinya... “ Woi dasar anak nakal! Cepat bangun, sedang apa kau didepan
tokoku?! Pergi sana cepat!” bentak pemilik toko itu dengan kejamnya. Jasmine yang masih mengantuk itupun terbangun
mendengar teriakan si pemilik toko. “Ada apa Pak?” tanya Jasmine bingung karena
tadi ia tidak mendengarkan. “Ehh.. udah gembel, budek lagi ya!” kata pemilik
toko dengan sinis.
“Eh,
iya Pak! Saya akan segera pergi dari sini.. maaf sudah mengganggu Pak..” kata
Jasmine sambil seraya pergi. “Ah, lebih baik aku pulang ke rumah. Mudah-mudahan
Ibu mau memaafkanku. Tapi... aku kan sudah jauh berjalan dari rumah, dan lagi
aku lelah” kata Jasmine murung. Tiba-tiba Jasmine mencium aroma masakan yang
sedap dari rumah warga.
“Wahh..
wangi sekali makanan ini, pasti sedap deh!” seru Jasmine sambil mencari-cari
sumber wangi itu. Akhirnya, Jasminepun sampai pada rumah yang sederhana. Tanpa
maksud apa-apa, Jasmine melihat ke dalam rumah itu dari jendela. Dan ia melihat
seorang anak perempuan yang sebaya dengannya sedang menonton TV sambil memakan
kue. Jasminepun ingin makan kue seperti anak perempuan itu.
“
Hei.. sedang apa kamu disitu?” sapa anak perempuan itu.
“Oh,
maafkan saya. Saya akan segera pergi dari sini..” kata Jasmine. Tetapi anak
perempuan itu sangat iba melihat keadaaan Jasmine yang sangat memprihatinkan.
Ia melihat kulit Jasmine yang merah dan kusam, rambutnya kusut, bajunya yang
rombengan dan sudah koyak-koyak, mukanya yang kusam, serta kakinya yang tidak
memakai alas kaki.
“
Tunggu! Jangan pergi dulu. Kalau kau mau, kau boleh mandi dan sarapan di
rumahku. Tampaknya kau sudah lama tidak mandi.. sorry..” kata anak perempuan
itu.
“
benarkah?! Oh, trimakasih! Tapi.. be, benar kan kalau.. aku boleh mandi dan
sarapan disini?” tanya Jasmine meyakinkan.
“Iya,
iya, ayo mari masuk..” ajak anak perempuan itu.
“Oh
ya, dari tadi aku belum tahu namamu siapa?” tanya anak itu.
“Jasmine,
dan siapa namamu?” tanya Jasmine.
“
Namaku Lucy” katanya sambil tersenyum.
“Nah,
kau boleh mandi di kamar mandi di kamarku saja..” kata Lucy. Selagi Jasmine
mandi, Lucy menyiapkan sarapan untuk Jasmine.
“Oke,
sekarang sudah siap.. tadaa!” kata Lucy senang. Kemudian dia bergegas pergi ke
kamarnya untuk melihat Jasmine.
“
Wah, rupanya kamu udah selesai mandi ya?” tanya Lucy.
“
Iya nih..” jawab Jasmine sambil hendak memakai baju rombengnya.
“Eit,
noo! Jangan pakai baju itu lagi dong, Jasmine. Kamu pakai bajuku aja, kan muat
sama kamu” kata lUcy sambil memberikan bajunya dari lemari.
“wah,
kamu memang anak yang baik ya..” kata Jasmine terharu.
“
Tuh kan kamu cantik kalau pakai baju itu..” seru Lucy seraya membawa Jasmine ke
depan cermin.
“
sekarang tinggal dandanin kamu aja” kata Lucy. Dia mendandani Jasmine. Mulai
dari rambutnya disisir, Lucy membedakinya, menyemprot bajunya dengan parfum.
Ketika sudah selesai, Jasmine melihat pantulan dirinya di cermin. Diapun kaget.
“Lucy,
apakah aku tidak mimpi? Trimakasih Lucy!” kata Jasmine dengan senang kepada
Lucy. Lalu diapun mengajak Jasmine sarapan.
“
Lucy, kok dari tadi orangtuamu tidak kelihatan?” tanya Jasmine.
“Oh..
mereka sedang ke luar negri. Ada kerjaan..” jawab Lucy dengan santai sambil
melahap makanan.
“
jadii yang masak ini semua.. kamu?” Jasmine menebak.
“
ya jelaslah, memangnya ada orang lain yang mau masak untukku?” kata Lucy.
“
wah! Ternyata kamu adalah tukang salon dan koki yang handal ya!” teriak Jasmine
sambil tersenyum.
“Ah,
kamu bisa aja deh!” Lucypun malu karena dipuji seperti itu.
“
Jasmine, gimana kalau kamu menginap disini saja?” ajak Lucy. Ternyata ia
mencemaskan keadaan Jasmine.
“
Oh, tak usah repot-repot Lucy” jawab Jasmine.
“Aku
tak repot kok, lagian aku takut sendirian di rumah, nanti ada hantu, lagi” kata
Lucy. Jasmine hanya nyengir melihat kelakuan temannya itu.
“Oke
deh, aku mau. Tapi aku nggak mau berlama-lama. Nanti malah ngerepotin kamu,
lagi” kata Jasmine. Setelah makan, merekapun bermain bersama di taman.
“Enak
ya, kalau aku jadi kamu.. punya rumah, makanan, semuanya kamu punya” kata
Jasmine.
“
kenapa sih kamu? Kok tiba-tiba bicara gitu? Kamu harus bersyukur.. kamu boleh
kok tinggal dirumahku sampai kapanpun” kata Lucy.
“Bukan,
bukan itu yang kumaksud! Aku hanya teringat rumahku yang dulu, Ibu...” Kata
Jasmine sedih.
“Ohh..
jadi dulu kamu punya rumah dan ibu ya?” tanya Lucy penasaran.
“Iya,
tapi aku diusir Ibu..” kata Jasmine.
“
Kejam ya Ibu kamu.. uupss! Sorry aku nggak bermaksud ngejek Ibumu..” kata Lucy.
Jasmine maklum, karena Lucy memang suka kelepasan ngomong.
“ya
udah gk apa-apa kok” jawab Jasmine.
“
Jasmine, gimana kalau kita nonton tv dulu?” ajak Lucy
“
Waah.. udah lama lho aku nggak pernah nonton TV lagi” kata Jasmine bersemangat.
Akhirnya mereka berdua menonton TV dan tertidur.
~~
Keesokan
harinya, pagi-pagi sekali kedua orangtua Lucypun pulang dari luar negeri dan
melihat Jasmine masih tertidur nyenyak sekali.
“Lucy!!
Siapa anak ini, hah?” tanya mama Lucy.
“Oh,
ini Jasmine mam. Dia temenku, aku yang ngajak dia kesini karena sepi nggak ada
orang di rumah” Lucy menjelaskan.
“Ya
udah deh, yang penting sekarang juga dia harus pulang ke rumahnya.” Perintah
mama Lucy dengan galak.
“Tapi
mam, dia tu nggak punya rumah..” kata Lucy agak keras sehingga Jasmine
terbangun dan kaget melihat orangtua Lucy di sana.
“
Huh, udah bangun kamu? Mendingan sekarang juga kamu pergi jauh-jauh dari rumah
ini, jelas?!” bentak mama Lucy sambil berlagak sok.
“
Baiklah Bu, terimakasih atas tumpangannya, saya pamit..” kata Jasmine.
Kemudian, Jasmine berpamitan dengan Lucy. Namun, ketika Jasmine hendak menyalam
Mama dan Papa Lucy, keduanya tidak sudi dan segera mengusirnya. Jasmine yang
malangpun segera meninggalkan rumah itu dengan sedih. Sekarang, dia tidak tahu
harus kemana lagi. dengan perut lapar keroncongan, Jasmine terus berjalan dan
akhirnya dia sampai di sebuah kota yang belum pernah dikenalnya sebelumnya.
Karena lelah, diapun beristirahat di sebuah kursi yang terletak di sebuah taman.
Jasmine pun berbaring di kursi itu. Tiba-tiba ...
“Lho,
kamu kan Dozzy!!” kata seorang wanita agak gemuk yang berpakaian putih.
Rambutnya ikal. Dia memakai seragam seperti babysitter. Jasmine yang kaget
segera bangkit dan bertanya “kamu siapa?”
“Aku
lho! Aku petugas panti asuhan tempat kamu dulu, tapi kamu dulu kabur diam-diam
kan?!” katanya sok akrab.
“Hah?!
Kau pasti salah orang. Pasti dia Cuma orang yang punya tampang mirip aku. Aku
ini Jasmine!” kata Jasmine menerangkan.
“
Sudahlah, ayolah kita kembali ke panti. Nggak usah takut” kata wanita itu
sambil menarik tangan Jasmine. Namun Jasmine tetap tak mau. Dia berusaha
melepaskan tangannya. Tetapi, wanita itu malah menggendongnya dengan mudah.
“Lepaskan aku! Pokoknya lepas” kata Jasmine merengek-rengek.
“Diam!!
Atau kau mau kutinju” kata perempuan itu. Jasmine pun ketakutan, dan akhirnya
dia menurut saja. Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di sebuah panti
asuhan khusus putri. Petugas panti asuhan itupun menurunkan Jasmine dari
pengakuannya. Jasmine berdiri tegak di samping petugas panti itu tanpa
mengatakan apapun.
“
Ayo, ibu kepala pasti senang kau kembali” ajak petugas itu. Dengan ragu-ragu
Jasmine mengikuti petugas itu. Namun tiba-tiba ia nyeletuk “Aku ini Jasmine,
bukan Dozzy! Gimana sih?!” kata Jasmine sebal.
“Nggak
usah pura-pura, ayo cepat sedikit jalannya” kata petugas itu galak. Kemudian
merekapun tiba di depan ruang ibu kepala panti. Mereka berduapun masuk. Jasmine
sangat merasa aneh. Dia ingin sekali Ibu kepala panti percaya kalau dia bukan
Dozzy.
“Duduk!”
perintah Ibu kepala yang sudah tua dan agak gemuk itu.
“
Tapi, Bu.. saya ini bukan Dozzy. Cuma muka saya yang mirip mungkin Bu” kata
Jasmine tergesa-gesa.
“
Jadi kau bukan Dozzy?” tanyanya curiga.
“
Ya bukan. Sekarang apa anada sudah percaya?” tanya Jasmine.
“Hmm..sedikit.
Tapi sudahlah kalau kau tak mau tinggal disini. Kau boleh pergi..” kata Ibu
kepala. Jasminepun menjadi bingung. Rasanya lebih baik tinggal di panti
daripada dia bergentayangan di jalanan.
“Bu,
saya pikir apakah saya boleh tinggal disini?” tanya Jasmine.
“Oh,
tentu..Genny, antar dia ke kamarnya” kata Ibu kepala kepada petugas panti itu.
“Baik
Bu kepala..” jawab petugas panti itu. Kemudian mereka berdua berjalan menuju
kamar anak panti. Jasmine yang melihat kamar itu langsung kaget karena melihat
ada banyak anak-anak bertampang seram. Namun, ternyata mereka berhati baik.
Mereka langsung menyapa Jasmine begitu petugas panti meninggalkannya sekamar
dengan anak-anak itu.
“Hai,
kamu siapa?” tanya seorang anak yang bernama Lisa.
“Aku
Jasmine, salam kenal semuanya” balas Jasmine seraya tersenyum. Setelah mereka
semua berkenalan, jasmine langsung diajak bermain bersama.
Setelah
hampir 6 bulan, Jasmine berada di panti itu. Dia mulai memikirkan bagaimana
keadaan Ibunya. Sempat terpikir olehnya bahwa dia akan pulang. Namun, bagaimana
jika Ibunya masih marah?. Tetapi, alhirnya setelah sekian lama Jasminepun
memutuskan untuk pulang kembali. Jasminepun meminta izin kepada Ibu kepala
panti.
“Bu,
izinkanlah saya pulang. Saya ingin bertemu dengan Ibu saya..” kata Jasmine
memohon.
“
lho, kamu masih punya Ibu ya? Saya kira kamu yatim piatu, tapi... sudahlah,
tapi ingat! Jangan lagi datang kesini. Tinggallah bersama Ibumu” kata Ibu
kepala panti tersebut. “ Baik Bu,
terimakasih” kata Jasmine seraya menuju keluar dengan rasa senang. Tapi
ternyata, begitu dia membuka pintu, di depannya telah berdiri teman-temannya
sewaktu di panti.
“Jasmine,
jangan pergi dong!” kata Lucy sambil menarik tangan Jasmine.
“Ta..tapi,
aku harus pergi, kapan-kapan kita kan bisa bertemu lagi” kata Jasmine seraya
mengambil tisu di kantongnya dan memberikannya kepada Lucy yang kelihatannya
mau menangis.
“Bye-bye
semuanya” Jasmine melambaikan tangannya kepada seluruh warga panti yang
berbaris di depannya.
“Jangan
lupa kesini lagi ya, Jasmine!” kata Lucy setengah berteriak ketika Jasmine
telah berjalan agak jauh. Kemudian, Jasmine berbalik dan tersenyum, kemudian
melanjutkan perjalanan lagi.
Setelah
menempuh perjalanan yang sangat panjang, sampailah Jasmine di rumahnya yang
dulu. Dengan ragu-ragu dia mengetuk pintu. Namun ternyata yang membuka pintu
bukanlah ibunya, melainkan orang lain yang tak dikenalnya sama sekali.
“Lho..kalian
siapa? Mana Ibu saya?” tanya Jasmine keheranan.
“Kamu
itu yang siapa, wong kami udah beli rumah ini sama ibu-ibu gendut yang jual
rumahya ini kok” kata bibi itu dengan logat jawanya yang sangat kental.
“Apa?!
Dijual?” tanya Jasmine setengah tak percaya.
“Lha
iya toh, Ibu itu sendiri yang bilang rumah ini mau dijual” kata bibi itu lagi.
“
Terus.. kemana Ibu saya pergi?” tanya Jasmine.
“
Yah mana saya tahu, cari aja sendiri” jawab bibi itu dengan kasar kapada
Jasmine.
Akhirnya Jasmine pun pergi dari situ untuk mencari
Ibunya. Ia ingin bertemu dengan Ibunya, keluarganya satu-satunya yang masih
hidup. Jasmine yang kelelahan berjalan, akhirnya beristirahat di bawah pohon
rindang dengan perut kosong karena belum makan apapun.
“
Duh, aku laparr..hikss..” isak Jasmine hampir meneteskan air matanya. Di tengah
laparnya, tiba-tiba datang seorang kakek yang kelelahan. Pakaiannya lusuh dan
banyak tambalan disana sini, serta memakai topi compang camping. Kemudian,
kakek itu juga beristirahat di bawah pohon rindang bersama Jasmine. Kakek itu
meminta sedekah kepada Jasmine, namun Jasmine menjelaskan bahwa saat ini dia
belum punya uang sepeserpun. Tapi Jasmine masih memiliki sedikit air minum yang
didapatnya di pinggir jalan.
“
Ini Kek, aku masih punya ini. Minumlah” kata Jasmine sambil menyodorkan air
minumnya kepada kakek itu.
“Trima
kasih banyak, nak!” kata kakek itu sambil tersenyum. Setelah rasanya cukup
beristirahat, maka Jasminepun segera berpamitan pada kakek itu untuk
melanjutkan perjalanan.
“Kek,
saya duluan ya” kata Jasmine beranjak pergi.
“
Eh, tunggu dulu nak. Terimalah ini sebagai tanda terimakasihku” kata kakek itu
sambil menyodorkan sebuah kalung yang terbuat dari bahan karet
~To
Be Continued~
1 comments
The Casino in Lagoireland - Mapyro
ReplyDeleteThe 남원 출장안마 Casino in 충청북도 출장마사지 Lagoireland. Hotel name, The Casino in Lagoireland. Location, 광주광역 출장샵 3.5 제주도 출장마사지 km from 시흥 출장샵 McClellan International Airport. Distance, 15.1 mi